Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Menyusut Hambat Pembersihan Eceng Gondok Rawapening

Kompas.com - 05/10/2017, 22:30 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KompasProperti - Musim kemarau berlangsung beberapa waktu lalu, berdampak pada proyek revitalisasi danau Rawapening di Kabupaten Semarang.

Sejumlah kapal akuatik dan kapal keruk yang dioperasikan untuk membersihkan gulma eceng gondok tidak bisa bekerja maksimal lantaran air danau mengalami penyusutan.

"Beberapa bulan lalu masuk musim kemarau membuat permukaan air Rawapening menjadi dangkal, sehingga kapal akuatik dan kapal dredger (kapal keruk) tidak bisa melintas," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Ruhban Ruzziyatno, Kamis (5/10/2017) siang.

Terganggunya mobilitas kapal akuatik maupun kapal keruk membuat volume eceng gondok yang dibersihkan dalam beberapa pekan terakhir berkurang.

Baca: Selamatkan Rawapening, Kawasan Hulu Ditanami Buah

Jika pada bulan sebelumnya eceng gondok yang dibersihkan mencapai satu hektar per hari, pada sepekan terakhir hanya separuhnya.

"Volumenya berkurang 50 persen. Tetapi ekskavator tetap bekerja membersihkan enceng gondok yang ada di daratan untuk dibuang," ucap Ruhban.

Gembok cinta di bukti cinta Objek Wisata Rawapening, Semarang, Jawa Tengah. 500 hektar lahan di Danau Rawapening saat ini masih ditutupi eceng gondok.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Gembok cinta di bukti cinta Objek Wisata Rawapening, Semarang, Jawa Tengah. 500 hektar lahan di Danau Rawapening saat ini masih ditutupi eceng gondok.
Kondisi penurunan elevasi permukaan Rawapening ini menurutnya tidak lama lagi akan kembali pada keadaan normal, menyusul hujan mulai turun beberapa hari ini.

"Pengerukan akan terus dilakukan baik sampai patok merah dan patok hitam. Nantinya meski turun hujan tetap akan dilakukan pengerukan," jelasnya.

Di sisi lain, BBWS Pemali JUwana meminta Bupati Semarang, Mundjirin untuk terus menyosialisasikan kepada masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan di sungai.

Pasalnya saat musim hujan yang lalu, sampah dari sembilan sungai yang bermuara di Rawapening terbawa hingga ke danau ini, sehingga memperparah sedimentasi yang ada.

"Kami akan bangun cekdam di sembilan anak sungai ini untuk menahan sendimentasi agar tidak masuk Rawapening. Tetapi saat yang sama kami juga berharap bantuan pemerintah daerah serta masyarakat untuk menjaga sungai dari sampah," tuntasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembersihan eceng gondok di Danau Rawapening, Ambarawa, Jawa Tengah, satu hektar per hari.

Saat ini persebaran gulma eceng gondok di Rawapening mencapai 800 hektar. Jika dibiarkan, danau alam di Pulau Jawa ini akan kehilangan fungsi ekologi, fungsi ekonomi, dan fungsi sosialnya.

Baca: Lampu Hijau Buat Pemerintah Pusat Ambil Alih Penataan Rawapening

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono berbincang dengan Bupati Semarang disela meninjau proses pembersihan enceng gondok Rawapening di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).Kompas.com/ Syahrul Munir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono berbincang dengan Bupati Semarang disela meninjau proses pembersihan enceng gondok Rawapening di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau proses pembersihan eceng gondok Rawapening di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017) lalu mengatakan, Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memperkuat program ketahanan air melalui pembangunan 49 bendungan baru.

Yang terbesar Bendungan Jatigede dengan kapasitas 1 miliar meter kubik air. Sementara danau alam Rawapening ini kapasitasnya jauh lebih besar dari Jatigede, sehingga sudah selayaknya dipelihara dengan baik.

"Membangun bendungan besar ini sekarang tidak mudah, dengan pembebasan lahan, masalah sosial dan sebagainya. Nah saya mempunyai kewajiban, kita punya bendungan alam yang besar ini akan dipelihara dengan lebih serius," tuturnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com