Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Metro Kapsul Diklaim Lebih Murah Dibanding LRT dan MRT

Kompas.com - 26/09/2017, 15:55 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Masalah di perkotaan yang padat penduduk terutama adalah kebutuhan transportasi publik.

Dalam waktu yang sama, transportasi publik juga diharapkan dapat mengurangi antrean kendaraan pribadi di jalan-jalan utama.

Di Indonesia, Director Center for Unmanned System Studies Center ITB Muljowidodo Kartidjo tengah mengembangkan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul di Bandung sebagai kota percontohan.

"Awalnya itu, kita mencari sistem transportasi yang berusaha memberi jalan keluar kota-kota besar yang sudah terlanjur dibangun tanpa adanya perencanaan sistem transportasi yang cukup," ujar Muljowidodo kepada KompasProperti pekan lalu.

Muljowidodo mengklaim, metro kapsul ini sekaligus menjadi jawaban atas tantangan pemerintah saat mencari model transportasi yang cepat dan murah pembangunannya.

Namun, tetap tidak mengorbankan kapasitas penumpang dan terutama kualitas transportasi itu sendiri.

Menurut Muljowidodo, selama ini biaya pembangunan transportasi publik seperti moda raya transportasi (MRT) atau LRT cukup tinggi sehingga sulit diterapkan di kota-kota dengan anggaran rendah.

"Biaya investasi itu, 50-60 persen ada di pembangunan jalurnya, tiang-tiang penyangga," kata Muljowidodo.

Oleh sebab itu, ia berupaya mereduksi biaya pembangunan tiang dan girder tersebut dengan menyiasati berat kapsul yang lewat di atasnya.

Logikanya, imbuh Muljowidodo, tiang harus mampu dilewati beban sejumlah ton tertentu. Semakin besar dan panjang keretanya, maka semakin berat beban yang harus ditopang tiang.

Metro Kapsul sendiri dibuat dengan kapasitas yang lebih kecil. Sebagai gambaran, jika satu gerbong kereta yang biasa mampu menampung 300 orang, metro kapsul hanya berkapasitas 50 orang.

Namun, dari segi jumlah, metro kapsul dibuat lebih banyak dan saat beroperasi, tiap-tiap kapsul melewati tiang secara bergantian.

Dengan demikian, beban tiang untuk menyangga tidak terlalu berat.

"Nanti ketika di stasiun, semua kapsul-kapsulnya berkumpul dengan mutu beton tiang yang lebih tinggi daripada tiang-tiang lain," jelas Muljowidodo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com