JAKARTA, KompasProperti - Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, tantangan memimpin Kota Bogor adalah mengantisipasi perkembangan yang cepat. Saat ini, komuter Bogor telah mencapai 600.000 orang setiap harinya.
Sementara saat akhir minggu, sebanyak 300.000 orang memasuki Kota Hujan ditambah 800.000 sepeda motor dan 200.000 mobil.
Baca: Apartemen Nempel Stasiun Bogor Dibangun 5 Oktober 9
Bima mengutarakan hal tersebut saat Penandatanganan Nota Kesepahaman Sinergi TOD Kawasan Stasiun Bogor di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (11/9/2017).
"Kami bekerja keras untuk merealisasikan mimpi mendorong warga menggunakan transportasi publik," ujar Bima.
Caranya, kata dia, adalah dengan mendorong kembali fungsi bus rapid transit (BRT) agar berjalan efektif. Selain itu, juga mendorong penggunaan kereta api untuk perjalanan jarak menengah dan jauh.
Dengan demikian, penataan kawasan di stasiun-stasiun, termasuk Stasiun Bogor, perky dilakukan mengingat jumlah komuter terus bertambah. Terlebih lagi, dengan adanya rencana jalur kereta ganda Bogor-Sukabumi.9
Baca: Cari Rumah Seharga Rp 200 Jutaan di Bogor?
"Tadi saya dengan Dirut KAI mengobrol bagaimana komuter ini luar biasa frekuensinya. Jadi kalau tidak ada koordinasi dan kolaborasi warga Bogor yang dirugikan," sebut Bima.
Ia menambahkan, tidak mungkin pemerintah menghambat perkembangan. Sebaliknya, perkembangan harus bisa dikelola dengan percepatan.
Di Bogor, Bima tengah fokus pada pembenahan tata ruang, moratorium beberapa kebijakan terutama kawasan dengan sistem zonasi yang kuat.
"Kalau kami (pemerintah) enggak ngapa-ngapain sudah pasti (warga Bogor) enggak kemana mana. Stuck," ujar Bima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.