JAKARTA, KompasProperti - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) meluncurkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Peta ini merupakan pemutakhiran dari peta sebelumnya yang terbit pada 2010.
Kepala Badan Litbang Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, pemutakhiran data peta dilakukan untuk menghadapi potensi gempa yang akan terjadi di masa depan.
Selain juga untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan terhadap bangunan gempa.
"Penyusunan pembaharuan Peta Gempa 2017 mengacu konsep Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dan Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA) dengan menggunakan semua data dan informasi serta metode terkini untuk wilayah Indonesia," kata Danis di Auditorium Kementerian PUPR, Senin (4/9/2017).
Ada sembilan hal yang disepakati dalam pemutakhiran data pada peta gempa baru, yaitu telah berusia lebih dari lima tahun, adanya identifikasi sumber kegempaan baru dari sisi geologi, seismologi dan geodesi.
Selanjutnya, peningkatan keakuratan estimasi parameter penting dalam mengonstruksi peta gempa dan pendetailan sumber gempa, serta menggunakan persamaan atenuasi gelombang gempa terkini.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, saat ini ada 295 titik sesar aktif yang terdapat di dalam peta gempa terbaru. Data tersebut melengkapi data sebelumnya, dimana hanya terdapat 81 titik sesar aktif.
"jadi, peta itu sangat dibutuhkan dalam probability prediction. Jadi butuh data. Makin banyak data, makin bagus antisipasi," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.