Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pemimpin Kota Jangan Keseringan Studi Banding

Kompas.com - 21/11/2016, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemimpin kota di Indonesia disarankan agar tak lagi berupaya membuat kotanya sama dengan yang lainnya dan mulai menonjolkan potensi di dalam perbedaannya.

Pengelola kotanya cenderung ingin serupa semua baik dari segi mencitrakan diri (branding), dan lingkungan hidupnya.

"Saya merasa kota-kota di Indonesia makin generik, dalam artian kelihatan sama satu dengan lainnya. Secara branding semakin mirip. Padahal mereka punya potensi budaya yang harusnya ditonjolkan," kata Direktur RUJAK Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, di Hotel Le Meridien Jakarta, Senin (21/11/2016).

Menurut Elisa, kota memiliki kebutuhan, sejarah, dan karakter berbeda satu sama lain. Dia mencontohkan, Pontianak dan Banjarmasin yang notabene kota sungai tidak bisa dibuatkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) sama dengan Bandung yang ada di tengah-tengah daratan atau interland.

Selain itu, saat ini tiap pemimpin atau wali kota selalu berpaling pada kota lainnya untuk merancang dan merencanakan kotanya agar dapat berkembang semirip mungkin.

Padahal, yang dibutuhkan kota adalah menonjolkan potensinya. Salah satu cara paling mudah adalah berhenti melihat kota lain dan kenali kota sendiri.

"Jadi jangan keseringan studi banding dan melihat capaian kota lain seperti di Singapura dengan smart city-nya. Mereka memasang CCTV di mana-mana, kota kita ikut-ikutan seperti itu," jelas dia.

Seharusnya, lanjut Elisa, dengan adanya otonomi daerah para pemimpin kota bisa dengan mudah menemukan identitas diri kotanya.

"Harusnya begitu karena kan mereka tidak bergantung dengan program pusat yang biasanya seragam. Daerah maka punya kesempatan untuk lebih mengeksplorasi diri lagi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com