JAKARTA, KOMPAS.com - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraup pendapatan Rp7,4 triliun atau tumbuh 10 persen Yoy, sementara dan laba kotor perusahaan mencapai Rp3,3 triliun atau naik 2 persen Yoy.
Demikian LPKR Presiden Direktur, Ketut Budi Wijaya, dalam siaran pers, Senin (14/11/2016), tentang laporan keuangan LPKR untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September 2016 lalu. LPKR mencatat laba bersih tumbuh menjadi Rp665 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 66 miliar.
"Tahun lalu kami membukukan rugi selisih kurs," ujar Ketut.
Sementara itu, pendapatan dari divisi residensial dan urban development LPKR menurun sebesar 13 persen menjadi Rp2,4 triliun. Pendapatan dari townships juga turun sebesar 12 persen Yoy menjadi Rp1,4 triliun.
"Ini sejalan dengan pelemahan pasar properti di Indonesia selama 9 bulan di tahun ini," papar Ketut.
Adapun pendapatan Large Scale Integrated Developments turun sebesar 15 persen menjadi Rp1 triliun. Hal itu terungkap dalam catatan pembukuan pendapatan dari proyek-proyek yang sedang dibangun perusahaan itu, terutama dari Millenium Village dan Orange County.
Sebaliknya, divisi rumah memberi kontribusi pertumbuhan positif, yaitu meningkat 27 persen Yoy menjadi Rp3,8 triliun. Pendapatan lima rumah sakit meningkat sebesar Rp 241 miliar atau mewakili 30 persen dari total pertumbuhan pendapatan.
Sementara itu, pendapatan divisi komersial yang terdiri dari mal ritel dan hotel tercatat naik sebesar 22 persen Yoy menjadi Rp538 miliar. Pendapatan mal naik sebesar 45 persen Yoy menjadi Rp261 miliar.
Ketut mengatakan peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh tingginya kontribusi Lippo Mal Puri. Adapun pendapatan hotel naik sebesar 6 persen Yoy menjadi Rp277 miliar.
"Untuk pendapatan dari divisi manajemen aset naik 22 persen menjadi Rp652 miliar. Ini karena membesarnya basis aset yang kami kelola dan terus tumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua Reits kami di Singapura," kata Ketut.
Untuk pendapatan recurring, lanjut Ketut, LPKR mencatat pertumbuhan sebesar 26 persen Yoy menjadi Rp5 triliun. Capaian ini memberikan kontribusi sebesar 68 persen terhadap total pendapatan LPKR.
"Kami senang dengan hasil selama sembilan bulan ini. Secara keseluruhan pendapatan perusahaan masih memberikan tingkat pertumbuhan double digit. Kami akan tetap fokus, menerapkan strategi recycling capital untuk mengembangkan bisnis ke depan," ujarnya.
"Selain itu, kami juga akan meningkatkan efisiensi biaya dan memperluas recurring business untuk bertahan dalam siklus pasar properti. Kami percaya pasar properti di Indonesia akan mulai pulih pada pertengahan tahun depan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.