Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rio de Janeiro, Tuan Rumah Olimpiade yang Sarat Kritik (I)

Kompas.com - 04/08/2016, 10:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

RIO de JANEIRO, KOMPAS.com - Rio de Janeiro selaku tuan rumah Olimpiade 2016 tak terlepas dari banyak kritikan. Kritik tersebut menyangkut infrastruktur hingga tempat tinggal para atlet peserta.

Baca: Dikritik Tak Layak Huni, Wisma Atlet Olimpiade 2016 Langsung Diperbaiki

Kritik paling keras datang dari Associate Professor Arsitektur University of Texas Fernando Lara, yang kala itu sedang berkunjung ke Rio.

Dalam catatannya, Rio yang dijuluki sebagai Marvelous City atau Kota yang Luar Biasa tak ubahnya sebagai tempat gelap dan dingin serta jauh dari kesan lansekap kota riang.

Tepat tanggal 12 Mei 2015 menjadi hari terakhir Lara di Rio. Hujan yang mengguyur Rio saat itu, bukan penghalang bagi ribuan tukang yang bergantian bekerja selama 12 jam untuk menyelesaikan konstruksi venue dan wisma atlet Olimpiade 2016.

Namun, secara keseluruhan Lara melihat suasana hati para pekerja tersebut sebagai satu hal yang suram. Tanggal itu juga menjadi hari ketika senat Brasil menangguhkan Presiden Dilma Rousseff dan mulai menjalani sidang pemakzulan.

Lara selaku sarjana arsitektur modern dan ruang publik yang telah mengunjungi Rio beberapa kali mengaku melihat banyak perubahan entah itu lebih baik atau lebih buruk dalam persiapan Olimpiade.

Sepanjang perjalanan dari Rio menuju bandara, Lara melihat banyak pembangunan di mana-mana dan dia pun menjadi tahu betapa dekatnya kaitan antara hal tersebut dengan kisruh politik dalam negeri Brasil.

Pasalnya, suap dari proyek-proyek infrastruktur besar digunakan untuk membiayai kampanye semua partai politik besar.

Lara lantas bertanya dalam hatinya apakah semua pembangunan infrastruktur itu akan memberikan keuntungan bagi masyarakat Rio di masa depan?

Dia juga bertanya-tanya apa yang menjadi warisan dari segala konstruksi tersebut jika pada akhirnya demokrasi Brasil hancur tepat di depan mata warganya dan masyarakat dunia pada umumnya?

Hiruk pikuk pembangunan Olimpiade dinilai Lara harus mengarah pada perbaikan infrastruktur yang memang sangat dibutuhkan warga Rio. Olimpiade ini memicu pengembangan sejumlah museum dan institusi budaya di kota ini.

Akan tetapi, segala macam pengembangan itu dilakukan tanpa transparansi dan seiring hal tersebut, akuntabilitas publik menjadi semakin kecil terutama berkaitan dengan proses pembiayaannya.

Bangunan-bangunan ini menguntungkan siapa?

Dalam perjalanannya itu, Lara kemudian melewati salah satu museum baru bernama Museu da Imagem e do Som (MIS) atau Museum Gambar dan Suara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com