MEKKAH, KOMPAS.com - Bin Laden Group yang dalam hari-hari terakhir terus didemo ribuan pekerja konstruksinya, bukan perusahaan sembarangan, apalagi abal-abal.
Baca: Ribuan Pekerja Konstruksi Bin Laden Group Lakukan Aksi Pembakaran
Sejarah Bin Laden atau biasa disebut Bin Ladin dimulai pada tahun 1931. Selama tahun-tahun awal di bawah pemerintahan Raja Abdul Aziz Al Saud, Muhammad Binladin membentuk perusahaan ini sebagai kontraktor umum.
Seiring perjalanan waktu, kegiatan konstruksi perusahaan pun diperluas dengan menambah divisi bisnis dan operasional baik di dalam negeri Arab Saudi, maupun dunia internasional.
Hingga kini, Bin Laden Group telah menyelesaikan 19 proyek skala mega di dalam negeri, dan 12 proyek jumbo di luar negeri. Di antaranya adalah Bandara Internasional Kuala Lumpur, masjid Putra Jaya, dan Bandara Internasional Mesir.
Namun, satu di antara sejumlah proyek raksasa itu, yang paling menyita perhatian publik adalah Abraj Al Bait.
Abraj Al Bait merupakan kompleks bangunan yang memiliki beberapa gelar atau sebutan, yakni jam wajah terbesar di dunia, bangunan tertinggi ketiga di dunia, struktur bebas berdiri tertinggi di dunia, dan masjid terbesar kedua dunia.
Kompleks bangunan yang terdiri dari tujuh menara itu dibangun dengan biaya sebesar 15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 197,7 triliun. Jumlah itu membuat Abraj Al Bait juga mendapat sebutan bangunan termahal di dunia.
Pembuatan kompleks Abraj Al Bait ini sendiri ditujukan untuk menampung jamaah haji yang tiap tahun terus bertambah.
Tujuan itu direalisasikan lewat salah satu menara yang diberi nama Hotel Tower setinggi 601 meter.
Selain Hotel Tower, Abraj Al Bait juga dilengkapi pusat perbelanjaan berlantai lima, garasi parkir, dua landasan helikopter, Museum Islam, dan Pusat Pengamatan Bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.