Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bola Otomatis Ini Bisa Mendeteksi Kerusakan Lingkungan

Kompas.com - 26/04/2016, 14:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Menyelidiki cara-cara baru interaksi antara manusia dan alam, desainer dan peneliti di laboratorium Interactive Architecture telah mengembangkan 'reearth'.

Ini merupakan proyek investigasi teknis, seni, dan proposal arsitektur.

William Victor Camilleri dan Danilo Sampaio, bagian dari kelompok penelitian multi-disiplin dan program master di sekolah Bartlett Architecture, menyadari 'Hortum Machina, B' sebagai 'tukang kebun modern kota'.

Dengan kerangka eksternal keras dalam bentuk bola geodesik, 'Hortum Machina, B' menyembunyikan dua belas modul taman inti.

Komponen ini masing-masing mengandung tanaman pilihan Inggris asli, yang memungkinkan struktur bergerak dengan menggeser pusat gravitasi dan bergulir di tanah seperti bola.

Melalui studi elektro-fisiologi, tim peneliti mengikat tanaman dengan kawat atas ekosistem robot otonom. Karena tidak memiliki sistem saraf, tanaman dapat terangsang secara elektro-kimia oleh lingkungan sekitar mereka.

Tanaman secara mandiri bisa merasakan dan menentukan apakah kondisi lingkungan cukup layak huni. Jika perlu, panel bermotor akan mengontrol orientasi struktur dan memindahkannya ke lokasi baru.

"Dalam konteks masa depan mobil melaju tanpa supir, kendaraan terbang secara otonom, dan bentuk lain robotika cerdas yang membangun lingkungan kita, "Hortum Machina, B" adalah semacam tukang kebun cyber," tim menggambarkan.

Tim peneliti menambahkan, sebagian besar arsitektur dipahami sebagai sesuatu yang statis. Bangunan dianggap tidak sesuai dengan alam, lingkungan dan juga untuk manusia.

Untuk itu, sebagai arsitek, mereka merasa perlu mengintegrasikan tanaman di gedung-gedung ke titik di mana orang menganggap mereka sebagai sistem kehidupan yang sebenarnya.

"Tema umum dan pendekatan kita dalam rangkaian proyek ini adalah bahwa tanaman harus menjadi bagian dari masyarakat kita dan diberikan kemampuan untuk secara mandiri berinteraksi dan berjalan bersama-sama dengan kita," kata mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com