Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan Bangun Trans Papua, Alat Berat Harus "Dipretelin" Baru Dirakit Kembali

Kompas.com - 03/03/2016, 15:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Sulitnya medan di Papua menjadikan proses pembangunan infrastruktur berbasis jalan berbeda dibandingkan daerah lainnya di Indonesia, misalnya Jawa dan Sumatera.

Supaya pembangunan Trans Papua berjalan lancar, pemerintah harus membongkar-pasang alat berat untuk sampai di lokasi pembangunan.

"Trans Papua ini kan susahnya mobilisasi alat. Di Papua ini daerahnya terisolasi, lokasinya di atas pegunungan. Jadi, kalau pakai eskavator, itu harus dipretelin dulu," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto Husaini saat peninjauan proyek Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Selasa (1/3/2016).

Setelah dibongkar, lanjut Hediyanto, alat berat dikirimkan menggunakan helikopter. Setelah sampai di lokasi pembangunan, alat berat tersebut dirakit kembali.

Selain alat berat, memobilisasi bahan bakar juga menjadi kesulitan pemerintah membangun Trans Papua.

Seperti diketahui, bahan bakar di Papua serba mahal. Tidak hanya itu, fasilitas-fasilitas di Papua juga masih minim.

Oleh sebab itu, pemerintah tidak pernah berupaya memulangkan kembali alat berat karena biayanya justru lebih mahal dari alat berat itu sendiri.

"Jadi kalau kita punya alat eskavator Rp 1,5 miliar untuk 1 buah, biaya angkat Rp 2 miliar. Jadi kalau sudah sampai sana, sampai hancur alat itu di Papua itu," jelas Hediyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com