Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Kondotel Tawarkan Konsep "Revenue Sharing" di Padang

Kompas.com - 16/12/2015, 17:17 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Mitraland Kriswanto Sanjaya mengaku optimistis mampu meraup okupansi tinggi dari proyek Central Promenade, yaitu kondominium hotel (kondotel) di Padang, Sumatera Barat. Selain minim pasokan hotel bintang empat, potensi wisata di kota itu sangat menggiurkan dijadikan daya tarik berinvestasi.

Central Promenade akan dibangun sebanyak 264 kamar. Target okupansinya 80 persen. Dibangun di lahan seluas 7.800 meter persegi, tahap pembangunan kondotel tersebut saat ini memasuki pemasangan tiang pancang.

"Investasinya kurang lebih Rp 300 miliar untuk bangunan dan tanah," kata Kris kepada Kompas.com, Senin (15/112/2015).

Dia mengakui, sebagai sarana investasi pasokan kondotel di Sumbar masih sangat minim. Padahal, dengan tingginya dukungan kunjungan wisatawan mancanegara, tingkat okupansi hotel di provinsi tersebut sangat menggiurkan (Baca: Mitraland Bangun Hotel Bintang 4 di Padang).

Kris mengatakan, secara otomatis peningkatan jumlah wisatawan mengerek tingkat okupansi lebih tinggi. Hal inilah daya tarik lain berinvestasi kondotel di Sumbar. Untuk itu, pihaknya berani menawarkan konsep revenue sharing.

"Yang dimaksud revenue sharing ini bukan seperti yang ada saat ini. Banyak orang terjebak return on invesment sekarang. Kenapa disebut terjebak, karena pembagiannya tidak sesuai," kata Kris.

"Kalau di sini revenue yang diberikan adalah 50 persen dari revenue room sharing gross. Jadi, berapa pun yang diterima hotel, 50 persennya dibagikan ke pemilik unit, tapi setelah dipotong pajak. Investor tidak perlu menanggung biaya operasional sama sekali," ujarnya.

Kontribusi wisatawan

Sesuai rencana, Mitraland menunjuk Aston untuk mengelola Central Promenade. Sebagai kawasan yang terkenal dengan wisata kulinernya, Kris optimistis tidak sulit mencapai target sold out di tahun pertama pemasaran unit kondotel tersebut.

"Kami jadikan kondotel ini sebagai hotel dwi fungsi, yakni sebagai hotel bisnis dan hotel wisata sekaligus. Kami ingin fokus meramaikan kuliner yang ada di hotel ini sebagai gimmick," ujarnya. 

Apalagi, lanjut dia, Padang sudah masuk dalam lima kawasan prioritas pembangunan wisata pemerintah Sumatera Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar pada September 2015 lalu, kunjungan wisatawan ke Sumbar meningkat. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang pada September lalu mencapai 4.292 orang atau naik 2,21 persen dibandingkan Agustus 2015 yang tercatat hanya 4.199 orang.

Kunjungan wisatawan ke Sumbar pada September 2015 lalu memberikan kontribusi sebesar 0,49 persen terhadap total wisatawan ke Indonesia sebanyak 869.179 orang. Wisatawan mancanegara terbanyak berkunjung ke Sumbar pada periode itu berasal dari Malaysia sebanyak 3.118 orang, Australia 329 orang dan Inggris 22 orang. 


 
 
 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com