Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen di Serpong Makin Mahal, Kenapa Tetap Laku Keras?

Kompas.com - 27/10/2015, 05:31 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

 

KOMPAS.com – Salah satu hal penentu angka penjualan properti yang melonjak di kawasan Serpong adalah pengembangan infrastruktur. Dilansir oleh Kompas.com (16/10/2015), 97 persen dari total 12.666 unit pasokan kondominium eksisting telah terjual di Tangerang.

Dari 11 kondominium tersebut, 49,7 persen di antaranya merupakan kelas menengah, dan 42,8 persen kelas menengah bawah.

"Adanya stasiun Serpong dan beroperasinya commuter line menjadi pemantik semakin ekspansifnya pembangunan kondominium di wilayah ini. Permintaan tertinggi berasal dari para entrepreuner, eksekutif, profesional, mahasiswa, dan investor," ujar Director Researchand Advisory Cushman and Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo.

Sebagai penyangga ibukota, Serpong, utamanya kawasan BSD City, termasuk dalam wilayah dengan lonjakan harga tanah tertinggi. Seiring waktu, kawasan ini melabelkan dirinya sebagai kawasan elit dengan aneka fasilitas.

Thinkstock Sebagai penyangga Ibu Kota, Serpong, utamanya kawasan BSD City termasuk dalam wilayah dengan lonjakan harga tanah tertinggi.

Saat ini, kawasan tersebut sudah ditopang beberapa rumah sakit besar, sekolah bertaraf internasional dan perguruan tinggi. Beberapa rumah sakit yang berada di kawasan ini di antaranya, Rumah Sakit Medika BSD, Omni Hospital, Eka Hospital, Bethsaida dan Siloam Hospital.

Adapun perguruan tinggi yang melengkapi kawasan tersebut diantaranya Prasetiya Mulya Business School, Swiss German University, Universitas Pelita Harapan, Binus University, serta Universitas Media Nusantara.

Belakangan kawasan tersebut juga dilengkapi berbagai sarana hiburan, seperti Ocean Park BSD dan TerasKota. Tak heran, saat pengembang dan operator pusat perbelanjaan terbesar di Jepang membangun pusat perbelanjaan dan gaya hidup AEON Mall di lahan seluas 10 hektar di kawasan BSD City.

Belum lagi saat fasilitas Meeting, Incentive, Conferences, and Exhibition (MICE) terbesar se-Asia Tenggara ICE-BSD yang kini juga berdiri di sana, membuktikan bahwa kawasan tersebut telah menjadi kota mandiri.

Data Kontan menunjukkan, pada 2014 lalu pengamat properti Bangga Nirwanjaya menuturkan bahwa harga tanah di wilayah ini berada pada kisaran Rp 10 juta per meter persegi. Bahkan, rumah termurah di BSD City, misalnya, sudah dihargai Rp 12 juta per meter persegi.

Seiring kenaikan tiap tahun, harga tanah di kawasan tersebut sudah mencapai Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per meter persegi. Itu belum termasuk nilai bangunan. Karena

lonjakan harga tanah sudah demikian tinggi, orang lebih banyak memilih apartemen baik untuk tempat tinggal atau investasi. Hitungannya begini, misal apartemen mewah yang ditawarkan diberi harga Rp 3,5 miliar atau Rp 25 juta per meter persegi.

Sekilas, harga tersebut terkesan mahal. Namun setelah dihitung lagi, angka segitu sudah termasuk bangunan. Ini yang dianggap menguntungkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau