JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengembang kelas naga tercatat menguasai ribuan hektar lahan di kawasan Jadebotabek. Sebut saja Sinarmas Land Group, Ciputra Group, Lippo Karawaci, PT Alam Sutera Tbk, danPT Summarecon Agung Tbk.
Menurut riset Knight Frank, para pengembang ini memanfaatkan aset lahannya untuk pengembangan perumahan terpadu skala kota lengkap dengan fasilitas penunjang, properti komersial, dan juga kawasan industri sebagai basis ekonomi.
Di koridor barat Jakarta, Sinarmas Land Group menguasai lahan terluas melalui pengembangan BSD City seluas 6.000 hektar. Disusul Lippo Karawaci dengan 3.000 hektar melalui gigaproyek Lippo Village, Ciputra Group dengan proyek raksasa andalan CitraRaya Tangerang seluas 2.760 hektar, PT Alam Sutera Tbk 2.300 hektar, PT Summarecon Agung Tbk dan Paramount Enterprise International seluas 2.300 hektar, dan PT Jaya Real Property Tbk seluas 2.300 hektar dengan Bintaro Jaya.
Sedangkan di koridor selatan, terdapat PT Sentul City Tbk dengan 3.100 hektar berupa proyek perumahan berkonsep resor Sentul City, PT Bukit Jonggol Asri dengan 3.000 hektar melalui Sentul Nirwana, Sinarmas Land Group dengan 1.050 hektar dalam dua proyek Kota Wisata dan Legenda Wisata, Dwikarya Langgeng Sukses dengan Harvest City seluas 1.050 hektar, PT Bakrieland Development Tbk seluas 1.000 hektar dengan proyek Bogor Nirwana Residences, Sinarmas Duta Makmur dengan 550 hektar untuk mengembangkan Rancamaya Golf and Residences.
Sementara itu, menuju Bekasi atau koridor timur bisa ditempuh lewat Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Pun dengan Bogor yang bisa diakses melalui Jalan Tol Jagorawi.
Industri properti merupakan salah satu yang tak akan pernah mati, dan terus menggeliat. Kendati pasar tengah melambat seperti sekarang. Banyaknya investor dan pengembang yang menguasai lahan untuk kemudian mengembangkannya dalam jangka panjang merupakan kunci betapa sektor properti masih hidup.