Trihatma menegaskan, pasar saat ini dalam kondisi menunggu alias wait and see. Investor atau calon konsumen menunda pembelian karena kebijakan pemerintah melalui tax reform (reformasi perpajakan).
"Karena (kebijakan) perpajakan itulah, orang banyak menunda untuk membeli. Ini yang merepotkan," ujar Trihatma di sela-sela penganugerahan Golden Property Awards 2015 di Raffles Hotel, Jakarta, Rabu malam (26/8/2015).
Kendati demikian, kata Trihatma, kelompok usahanya tak akan menunggu hingga pasar pulih kembali. Sebaliknya, dia justru melecut jajaran direksi, dan karyawan di semua tingkatan untuk terus memegang komitmen mempercepat pembangunan proyek-proyek yang sudah berjalan, maupun proyek yang baru dipasarkan.
"Bahkan kami meningkatkan pekerja konstruksi menjadi dua kali lipat banyaknya pada semua proyek agar selesai tepat waktu. Ketika ekonomi membaik, kami tinggal menuai keuntungan dari penjualan," imbuh Trihatma.
Percepatan pembangunan proyek berjalan ini, menurut Trihatma, sebagai opsi strategis yang paling logis dijalankan. Mengingat, Agung Podomoro memiliki cash pile yang cukup untuk membiayai seluruh proyeknya. Mulai dari reklamasi Pluit City di Pluit, Jakarta Utara, Podomoro City di Medan, Borneo Bay City di Balikpapan, Podomoro Park di Klender, Jakarta Timur, hingga proyek sekelas rusunami di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
"Contohnya, untuk proyek yang sudah selesai dan sangat menguntungkan macam Green Bay Pluit, atau Podomoro City di Jakarta Barat, marjin keuntungannya dialihkan untuk membiayai proyek-proyek baru," tandas Trihatma.
Marjin turun
Agung Podomoro, lanjut Trihatma, tidak mempermasalahkan turunnya marjin keuntungan akibat aksi wait and see pasar. Bagi mereka, yang penting mampu bertahan (survive). Lagipula harga material juga sudah mulai menyesuaikan dengan kondisi aktual.
"Harga besi beton sekarang Rp 5.600, tahun lalu masih berkisar Rp 6.000 hingga Rp 8.000. Demikian halnya dengan semen, dan tarif jasa kontraktor juga turun. Mereka malah banting harga, daripada berhenti kerja, kan yang penting bertahan," tandas Trihatma.
"Lokasinya persis di seberang bakal stasiun light rail transit (LRT). Ini bentuk dukungan kami kepada pemerintah dalam merealisasikan Program Nasional Sejuta Rumah," pungkas Trihatma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.