Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Triyasa Tunda Pembangunan Gran Rubina "Jilid" 2 dan 3

Kompas.com - 07/08/2015, 18:06 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya ekonomi, dan semakin terperosoknya Rupiah, Rp 13.536 per 1 Dollar AS pada Jumat (7/8/2015), membuat para pengembang menempuh berbagai macam strategi. Di antaranya menunda proyek baru sembari fokus menyelesaikan proyek lama yang sudah berjalan.

Meski bukan hal baru, namun strategi menunda realisasi proyek baru diyakini sebagai langkah paling tepat, ketimbang menanggung kerugian karena salah perhitungan. Pasalnya, pasar properti yang sangat terkait erat dengan ekonomi makro, membutuhkan kalkulasi yang matang. 

Direktur PT Triyasa Propertindo, Budi Lesmana mengutarakan strategi bisnis perusahaan untuk semester kedua, dan tahun 2016 mendatang kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2015). 

Menurut Budi, subsektor properti yang paling terkena dampak pelemahan ekonomi makro, adalah perkantoran. Pasalnya, pasar perkantoran selama ini didominasi oleh permintaan investor dan perusahaan multinasional. Bila volume investasi asing atau foreign direct investment (FDI) anjlok, maka permintaan ruang perkantoran pun menurun.

"Berbeda halnya dengan apartemen atau residensial tapak yang permintaannya didorong oleh pasar domestik. Kebutuhan hunian masih akan tinggi, terutama backlog yang masih belum juga terpenuhi sampai saat ini, sementara kebutuhan per tahun terus meningkat," tutur Budi.

Karena alasan itulah, lanjut dia, Triyasa menunda pembangunan Gran Rubina Business Park Tower 2 dan 3. Gran Rubina Business Park merupakan proyek perkantoran yang terdiri dari tiga menara. 

Menara pertama sudah terserap 94 persen dari total luas bangunan 34.000 meter persegi. Perusahaan yang mengokupasi perkantoran di kompleks Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan itu adalah Generali Insurance asal Italia. Saat ini, harga jual Gran Rubina menara sudah menyentuh level Rp 42 juta per meter persegi. 

Sedianya, kata Budi, Tower 2 dan 3 akan dikembangkan semester dua tahun ini. Namun karena kondisi ekonomi dan pasar perkantoran masih kelebihan pasokan (over supply), dimundurkan realisasinya menjadi tahun 2017 mendatang. 

"Dengan asumsi pembangunan dua tahun, Gran Rubina Tower 2 dan 3 akan masuk pasar pada 2019 mendatang. Saat itu, semoga kondisi ekonomi membaik, dan pasar perkantoran pulih kembali," tambah Budi.

Berbeda dengan menara perdana, jilid 2 dan 3 akan dipasarkan dengan skema sewa. Hal ini ditempuh, menurut Budi, untuk menambah recurring income perusahaan. 

Apartemen menengah

Meski menunda pembangunan perkantoran, namun Triyasa tetap akan melansir proyek baru untuk subsektor hunian yakni apartemen The Rubina di Gandaria, Jakarta Selatan. Di kawasan ini, Triyasa merancang tiga menara apartemen sebanyak 800 unit. 

Hunian vertikal di atas lahan seluas 14.000 meter persegi tersebut akan dilansir awal Januari 2016 dengan patokan harga Rp 25 juta per meter persegi. Adapun tipe yang ditawarkan mulai dari studio seluas 30 meter persegi hingga dua kamar tidur berdimensi 75 meter persegi.

Dengan harga jual per unit Rp 750 juta hingga Rp 2 miliar per unit, apartemen ini diperuntukan bagi kelas menengah atas. Rencananya, kata Budi, The Rubina akan memulai konstruksinya pasca-Lebaran 2016 mendatang.

"Nilai investasi The Rubina, termasuk lahan, lebih dari Rp 1 triliun," tandas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com