Lokakarya tersebut melibatkan partisipasi Menteri Keuangan, Gubernur DKI Jakarta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Perhubungan, PLN, Anggota Leadership Council UN-SDSN, akademisi, pakar, ilmuwan, dan CEO dari sejumlah perusahaan global. Sejumlah institusi global seperti Bank Dunia, Millennium Challenge, dan perwakilan pemerintah berbagai negara seperti Amerika Serikat, serta pemerintah daerah turut mengirimkan perwakilannya. Lokakarya ini diselenggarakan bekerja sama dengan Monash University, Carbon War Room dan disponsori antara lain oleh GT Group, Australia Indonesia Centre, dan Harold & Mitchell Foundation.
"Kita sepakat meningkatkan kerjasama untuk melahirkan berbagai rekomendasi tahap lanjut dalam upaya meningkatkan efektivitas program pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” demikian pernyataan bersama yang dibacakan oleh Sekjen Kementerian LHK Hadi Daryanto dan Direktur UN-SDSN Jeffrey D. Sachs di Kementerian LH dan Kehutanan, Rabu (25/3/2015).
Tema workshop dipilih mengikuti prioritas Pemerintah Indonesia dalam mengurangi kemiskinan, ketimpangan, kesenjangan pembangunan antar daerah, mengurangi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam dan mengatasi masalah ketahanan pangan dan energi. Langkah Presiden RI Joko Widodo menghilangkan subsidi BBM senilai 27 miliar dollar AS diyakini akan mendukung program pembangunan berkelanjutan.
"Karena dapat dialokasikan untuk pembangunan berkelanjutan dan juga akan kondusif untuk penggunaan alternatif energi lain dan energi bersih," ujarnya.
Total panas bumi di Indonesia diperkirakan mencapai 28.617 MW, dan sampai saat ini baru dimanfaatkan 1.341 MW. Sedangkan untuk biofuel, Indonesia mempunyai 11 spesies tanaman yang bisa diolah menjadi biomassa untuk menghasilkan biofuel, misalnya etanol dan metanol.
Selain penggunaan energi terbarukan, Indonesia juga berpeluang untuk menurunkan emisi CO2 melalui penataan perkotaan dan sumber energi di pulau-pulau kecil. Sampai saat ini misalnya, Indonesia belum mempunyai standarisasi penggunaan listrik di perkantoran atau gedung-gedung seperti negara lain.
"Padahal di kota-kota besar, 30 persen konsumsi listrik digunakan untuk perkantoran dan gedung-gedung. Indonesia diharapkan menekan konsumsi listrik dengan mendorong penerapan standarisasi untuk gedung-gedung melalui sistim sertifikasi. Bagi mereka yang bisa mencapai standar tertentu akan diberi insentif, sementara yang tidak bisa mencapai standar minimal dikenakan sanksi," katanya.
Sementara itu, Jeffrey Sach, yang dijuluki majalah The Economist sebagai orang yang paling banyak mempengaruhi pandangan ekonomi dunia mengatakan, semua pihak harus didorong untuk terlibat mengelola sumber daya dengan baik. Hal itu perlu dilakukan agar tidak menghancurkannya untuk generasi mendatang. Program pembangunan harus menggunakan pendekatan holistik, memadukan pendekatan ekonomi, sosial, lingkungan dan politik.
"Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memecahkan masalah global seperti perubahan iklim, lingkungan, ekonomi dan sosial secara bersama-sama dengan tata kelola yang baik," kata professor dari Earth Institute, Columbia University, AS, itu.
Adapun UN-SDSN adalah organisasi dunia yang didirikan pada Agustus 2012 atas inisiatif Sekjen PBB Bo Ki Mon. Organisasi ini merupakan jaringan yang terdiri dari sekitar 200 orang ahli dan berpengalaman dengan latar belakang akademik, LSM, swasta dan pengambil keputusan di berbagai dimensi bidang pembangunan berkelanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.