Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Jepang Belanja Modal 4 Miliar Yen di Indonesia

Kompas.com - 11/03/2015, 19:36 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tergoda seksinya pasar properti Indonesia yang ditandai tingginya kebutuhan hunian, PT Tokyu Land Indonesia semakin agresif melakukan ekspansi bisnisnya. Tahun ini, pengembang yang berbasis di Jepang, tersebut menganggarkan belanja modal senilai 4 miliar yen atau ekuivalen dengan Rp 432,5 miliar.

Presiden Direktur PT Tokyu Land Indonesia, Shinya Miwa, menjelaskan, belanja modal tersebut akan digunakan untuk membangun proyek BRANZ Simatupang, dan BRANZ BSD. Keduanya merupakan prototipe proyek perdana dengan merek BRANZ untuk apartemen strata.

BRANZ Simatupang dikembangkan di koridor Simatupang, Jakarta Selatan. Proyek yang diperuntukan bagi kelas atas ini menempati area seluas 1,5 hektar dengan jumlah apartemen sebanyak 381 unit.

"BRANZ Simatupang akan diluncurkan secara resmi pada September 2015 dan dimulai pembangunannya pada Desember 2015. Nilai investasi diestimasikan sekitar 15 miliar yen atau setara Rp 1,6 triliun," papar Miwa kepada Kompas.com, di Fairmont Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Sementara BRANZ BSD, berada di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Tak main-main, proyek BRANZ BSD ini dirancang sebanyak 3.000 unit di atas lahan seluas 5,3 hektar.

"BRANZ BSD mulai dipasarkan pada Agustus 2015 dan dibangun sekitar Juni 2015. Berbeda dengan BRANZ Simatupang, proyek apartemen strata di BSD ini menyasar kalangan menengah," jelas Miwa.

Ada pun estimasi nilai investasi BRANZ BSD sekitar 50 miliar yen atau setara Rp 5,4 triliun. Pengembangan akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sekitar 1.200 unit, dan tahap kedua 1.800 unit.

Selain menggarap kedua proyek tersebut yang murni dikerjakan sendiri, Tokyu Land Indonesia juga berencana membangun properti multifungsi masa depan (future development)di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Sementara dua proyek lainnya yakni Jogja One Park seluas 4 hektar, dan perumahan di Bekasi akan dilakukan dengan skema patungan ventura (joint venture) dengan pengembang nasional. Masing-masing dengan PT Jakarta Setiabudi International Tbk (JSI), dan PT Hatmohadji dan Kawan (Haka).

Kejar pertumbuhan "revenue"

Miwa optimistis BRANZ Simatupang, dan BRANZ BSD serta proyek-proyek lainnya yang akan dikembangkan dalam kurun waktu hingga lima tahun ke depan, menuai sukses.

"Pasar properti Indonesia luar biasa besar dengan populasi 250 juta penduduk. Tentunya mereka membutuhkan hunian yang representatif. Kami menyediakan itu dengan kualitas khas Jepang yang dipadukan dengan nilai-nilai lokal," ucap Miwa.

Oleh karena itu, Miwa berani menargetkan pertumbuhan pendapatan (revenue) dari pengembangan bisnis ini senilai Rp 1 triliun pada 2017, dan Rp 2 triliun pada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com