Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Lahan di Gedebage Meroket Tajam

Kompas.com - 04/03/2015, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pamor Gedegabe, sebuah kecamatan di Bandung Timur, Kota Bandung, Jawa Barat, makin tersohor. Menyusul rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membangun Bandung Technopolis yang konstruksinya dimulai April 2015.

Popularitas tersebut dimanfaatkan pemilik lahan dan pengembang untuk mematok harga setinggi mungkin. Jika pada 2010 lalu harga lahan hanya berada pada kisaran Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per meter persegi, kita sudah mencapai jutaan Rupiah per meter persegi.

Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Barat, Irfan Firmansyah, mengatakan, harga lahan di Gedebage terus melonjak. Sebelum ada wacana pembangunan Bandung Technopolis, harga lahan masih berada pada angka Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per meter persegi.

"Kini sudah melejit jadi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per meter persegi," ujar Irfan, Senin (2/3/2015).

Harga lahan mengalami perubahan signifikan, kata Irfan, sejak PT Summarecon Agung Tbk bergerilya mencari lahan garapan untuk ekspansi bisnisnya.

"Saat itu, medio 2010 rumor mengenai masuknya pengembang raksasa ini ke Gedebage makin santer. Warga pemilik tanah pun berlomba memasang harga tinggi," kisah Irfan.

Hal ini dibenarkan GM Marketing PT Multidaya Kharisma, pengembang perumahan Bumi Adipura, Yogi Ismanto. Menurut dia, tahun lalu masih sekitar Rp 1 juta per meter persegi untuk lahan perumahan, sedangkan lahan komersial sekitar Rp 2,5 juta per meter persegi.

"Saat ini, lahan perumahan Bumi Adipura di Jl Adiflora Raya saja sudah menembus angka Rp 3,5 juta per meter persegi. Sedangkan harga lahan komersial sudah di atas Rp 4 juta per meter persegi. Harga lebih tinggi lagi berlaku untuk lahan di jalur utama Jalan Gedebage yang menuju ke arah Jalan Soekarno-Hatta," papar Yogi saat dihubungi Kompas.com, rabu (3/3/2015).

Yogi menjelaskan, untuk lahan-lahan perumahan dan komersial di luar jalur utama memang masih lebih rendah. Namun itu pun sudah mengalami pertumbuhan harga dengan besaran rerata 250 persen. Contohnya di Jl Adiflora Raya, Jl Riung Salayu, Jl Rancanumpang, Jl Derwati, Jl Rancapacing.

"Sementara di Jl Raya Gedebage sebagai jalur utama yang terhubung dengan Jl Soekarno-Hatta, sudah berada pada posisi Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per meter persegi. Rencana dibukanya Pintu Tol Gedebage menuju stadion Gelora Bandung Lautan Api, bakal makin mendongkrak harga lahan dan properti di sekitarnya makin tinggi," jelas Yogi.

Selain PT Multidaya Kharisma dengan Bumi Adipura seluas 100 hektar, pengembang lainnya yang telah menggarap kawasan ini adalah Margahayu Land Group. Kelompok usaha yang dinahkodai Sekjen DPP REI, Hari Raharta Sudrajat, ini membangun De Marrakesh di Jl Derwati seluas 2,5 hektar.

Menyusul berikutnya adalah PT Summarecon Agung Tbk dengan Summarecon Bandung seluas 300 hektar yang akan dibesut pada April mendatang. Proyek ini direncanakan berisi 10 klaster dengan jumlah rumah sebanyak 3.000 unit. Harga yang dibanderol sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar.

Selain perumahan, juga akan dikembangkan central business district (CBD) yang di dalamnya terdapat pusat belanja, ruko, apartemen, hotel dan fasilitas penunjang lainnya seperti pendidikan, dan olahraga.

Kehadiran Summarecon membuat peta persaingan bisnis properti di Gedebage, mulai dinamis. PT Multidaya Kharisma, menurut Yogi, akan terus menggenjot penjualan. Saat ini, pihaknya tengah menawarkan klaster ketujuh yakni Cempaka sebanyak 600 unit.

"Unit terkecil tipe 22/72 dipatok seharga Rp 374 juta dan terluas tipe 48/105 ditawarkan seharga Rp 587 juta. Konsumen banyak yang cari rumah di sini. Ini terbukti dari penjualan Bumi Adipura sebanyak 300 unit hingga Desember 2014 lalu," pungkas Yogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com