Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Terus Didikte Pasar, Sampai Kapan Pun Tukang Becak Tidak Akan Punya Rumah"

Kompas.com - 03/03/2015, 08:00 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memulai pembangunan apartemen rakyat untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada Juli 2015. Pembangunan apartemen rakyat ini sebagai langkah untuk memotong mekanisme pasar dalam penyediaan hunian.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menjelaskan, gagasan apartemen rakyat ini, lahir atas keprihatinan terhadap proses penyediaan perumahan yang terlalu dikuasai dan didikte oleh pasar. Apabila penyediaan perumahan selalu diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar, hingga kapan pun MBR yang membutuhkan hunian tak akan mampu memiliki rumah.

“Saat ini proses penyediaan perumahan terlalu dikuasai oleh pasar. Kalau diserahkan 100 persen, pasar akan mendikte dengan profit hingga sampai kapan pun tukang becak dan buruh gak akan pernah bisa dapat hunian, kecuali menyewa,” jelas pria yang akrab disapa Emil, saat ditemui di balai Kota Bandung, Senin malam (2/3/2015).

Emil menjelaskan, Pemkot Bandung akan menyiapkan 10 hingga 12 lokasi yang siap dibangun sebagai apartemen rakyat. Tahun ini pembangunan akan difokuskan pada tiga lokasi, yaitu di Jalan Jakarta, Kiaracondong, dan Rancacili.

“Kami sudah menyiapkan 10 sampai 12 lokasi untuk apartemen rakyat. Tahun ini yang dibangun kemungkinan ada di 3 lokasi, yaitu di Jalan Jakarta, Kiaracondong, dan Rancacili. Kita akan mulai groundbreaking pada Juli 2015, paling telat Agustus,” ujar Emil.

Emil menyebutkan harga setiap unit apartemen rakyat akan dibandrol sebesar Rp 50 juta dengan ukuran seluas 24 meter persegi. “Cicilannya Rp 450.000 per bulan, MBR sudah bisa mendapatkan satu unit apartemen seluas 24 meter persegi,” ungkap Emil.

Selain itu, pembangunan apartemen rakyat juga ditujukan agar perkampungan kumuh di Kota Bandung bisa ditata ulang. Dengan menggunakan konsep "Transit Apartment", warga di perkampungan kumuh akan dialihkan ke apartemen rakyat secara temporer agar pemukimannya dapat ditata secara lebih layak huni.

“Transit Apartment" itu dilakukan jika pada perkampungan kumuh di Kota Bandung. Nantinya, satu kampung tersebut dipindahkan ke Transit Apartment selama setahun. Pada saat satu perkampungan itu berpindah, pemukimannya akan direnovasi dan disempurnakan. Setelah layak huni, warga akan kembali lagi ke pemukimannya,” jelas Emil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com