Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra Naikkan Harga Properti Hingga 7 Persen

Kompas.com - 29/11/2014, 14:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Ciputra Property Tbk memutuskan menaikkan harga jual properti yang dikembangkannya sebesar 7 persen. Kenaikan harga baru itu akan diterapkan untuk properti-properti yang diluncurkan pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Direktur PT Ciputra Property tbk., Artadinata Djangkar mengungkapkan kenaikan harga tersebut kepada Kompas.com, Jumat (28/11/2014). Keputusan tersebut diambil berdasarkan estimasi kenaikan ongkos konstruksi sebesar 10 persen sebagai dampak lonjakan harga material akibat perubahan harga BBM.

"Harga baru ini mulai efektif saat peluncuran Barcelona Tower dan perkantoran dalam area pengembangan Ciputra International, serta vila-vila Rosewood di Tanah Lot, Tabanan, Bali," papar Artadinata.

Dia melanjutkan, meski begitu, kenaikan harga tidak semata karena dampak BBM. Melainkan juga tingkat permintaan dan serapan pasar. Contohnya saja apartemen Ciputra International yang laku terjual 100 persen dalam waktu dua bulan untuk menara Amsterdam dengan total 412 unit.

"Apartemen tersebut kami naikkan harga setiap 20-30 unit terjual sebanyak 5 persen. Dengan demikian ketika sampai harga aktual saat ini sebesar Rp 27 juta-Rp 30 juta per meter persegi, pertumbuhan harganya sebesar 40-50 persen dari harga perdana," jelas Artadinata.

Optimisme di 2015

Mengacu pada catatan penjualan apartemen sekitar Rp 700 miliar, Artadinata menyatakan optimistis kondisi pasar properti 2015 akan berjalan lebih baik ketimbang 2014. Tahun ini, menurut dia, bukan tahun yang bagus.

Artadinata mengatakan, ada tiga faktor utama yang mendorong pasar properti melemah. Ketiga faktor itu meliputi kebijakan Bank Indonesia mengenai loan to value (rasio kredit terhadap nilai aset), Pemilihan Umum, dan kenaikan BBM.

"Tiga faktor tersebut mendorong perlambatan yang terjadi selama sembilan bulan pertama. Namun, keadaan akan membaik tahun depan, dan jauh lebih bagus lagi. Meski pertumbuhannya hanya 10 sampai 15 persen," tandasnya.

Selain itu, kata Artadinata, real market masih ada dan banyak baik untuk segmen kelas menengah, atas maupun high end.

"Jadi, strategi bisnis kami tidak hanya fokus kepada kelas high end saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com