Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Aset Rendah, Tiongkok Tak Bisa Jual REITs

Kompas.com - 14/10/2014, 08:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
KOMPAS.com - Salah satu cara untuk mengatasi kebuntuan pendanaan di tengah pajak yang kompleks, pengetatan kredit dan tingginya biaya pinjaman, adalah menjual aset properti komersial di pasar Real Estate Investment Trusts (REITs).

Para pengembang Tiongkok pun mulai melirik ke arah itu. Namun, sayangnya, langkah mereka mencari pendanaan alternatif bakal menghadapi kesulitan. Menurut para ahli, negara ini tidak memiliki aset properti komersial berkualitas tinggi yang dibutuhkan REITs.

"REITs Tiongkok akan memakan waktu yang lama. Padahal REITs adalah produk yang baik untuk pasar yang lebih maju," kata Managing Director REITs Heitman Global, John White.

Thailand dan Malaysia, tambah White, adalah contoh negara yang telah mengeluarkan produk REITs, meskipun belum menunjukkan stabilitas.

REITs sendiri didaftarkan sebagai entitas investasi yang menghasilkan pendapatan dari penjualan aset-aset properti. Sebagian besar pendapatan yang dihasilkan, dibagikan kepada pemegang saham. REITs dirintis untuk pertama kali di Amerika Serikat pada kurun 1960-an.

Pasar REITs di kawasan Asia Pasifik bernilai lebih dari 250 miliar dollar AS (Rp 2.862 triliun) dan didominasi oleh aset properti komersial dari Singapura, Jepang dan Australia. India baru-baru ini menerbitkan sebuah kerangka REITs, sementara Tiongkok sama sekali belum menindaklanjuti.

Sebelumnya, Tiongkok telah melakukan studi mendalam melalui bank sentral dan regulator sekuritas. Namun kemajuan diperlambat oleh krisis keuangan global, ditambah pembuat kebijakan di Beijing sangat berhati-hati mengenai liberalisasi kendaraan investasi seiring krisis 2008 yang dipicu sektor properti.

Komplikasi lain adalah bahwa Beijing khawatir gelembung aset properti ada dan memungkinkan lebih banyak uang ke sektor ini hanya akan membuatnya lebih besar, sehingga dapat memicu potensi menghancurkan perekonomian yang lebih besar pula.

Betapa kekhawatiran itu semakin menguat, karena saat ini rekening investasi properti mencapai 15 persen dari total PDB dan akan langsung memengaruhi lebih dari 40 sektor ekonomi lainnya.

Direktur pusat penelitian kebijakan Kementerian Perumahan, Qin Hong, mengatakan, meskipun REITs masih jauh dari kenyataan, pembangunan besar-besaran properti komersial akan mempercepat upaya sekuritisasi.

Tiongkok memiliki 2,5 juta meter persegi ruang kantor dan 800 juta meter persegi properti ritel dalam pembangunan tahun lalu. Dan properti telah menjadi pilihan favorit bagi penduduk Tiongkok daratan yang memiliki keterbatasan saluran investasi.

"Ada permintaan yang kuat dari kedua pihak baik pembeli maupun penjual. Masalah utama adalah hasil, dan tantangan lainnya juga mencakup kebijakan dan pajak," kata Qin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com