Betapa tidak. Minat masyarakat demikian tinggi, terbukti kinerja penjualan apartemen-apartemen jenis ini menunjukkan tren positif.
Taman Melati Jatinangor yang dikembangkan PT Adhi Persada Properti, misalnya. Apartemen yang dikelilingi kampus-kampus ternama macam Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Koperasi Indonesia, sudah terserap pasar sebanyak 70 persen dari total 758 unit. Sementara itu, apartemen Taman Melati Margonda sudah terserap pasar 100 persen.
Saat ini, posisi aktual yang aktif ditransaksikan ada di pasar sewa dan pasar sekunder. Harga seken dibanderol mulai Rp 500 juta hingga Rp 600 juta per unit, sedangkan pasar sewa sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan.
Sementara itu, harga kos per bulan tak jauh beda. Rumah kos di sekitar Margonda, Depok, kampus UGM Yogyakarta dan kawasan Jatinangor juga dipatok dengan harga nyaris sama yakni sekitar Rp 2 juta hingga Rp 2.5 juta per bulan.
Menurut Direktur Utama PT Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno, pangsa pasar apartemen untuk mahasiswa di kawasan-kawasan pendidikan popular seperti Depok, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Malang punya pembeli potensial.
"Pembeli potensial adalah para orang tua yang punya anak kuliahan, dosen, dan investor. Mereka berkepentingan untuk membeli apartemen khusus mahasiswa ini," papar Ipuk kepada Kompas.com, usai prosesi tutup atap Taman Melati Jatinangor, Jawa Barat, Sabtu (20/9/2014).
Ipuk menambahkan, pembeli unit-unit Taman Melati Jatinangor sebagian besar adalah investor dan end user asal Jakarta. Sebagian pembeli lainnya dari Bandung.
"Return on Investment-nya melaju cepat. Sejak dipasarkan 2013 lalu dengan harga perdana Rp 240 juta, saat ini sudah mencapai Rp 350 juta atau kurang dari satu tahun," tambah Ipuk.
Tingginya permintaan pasar ini, lanjut dia, memotivasi PT Adhi Persada Properti untuk membangun apartemen mahasiswa tahun depan yakni di Yogyakarta dua lokasi, Sardjito dan Sinduaji, Surabaya, dan Malang.
"Masing-masing proyek menelan nilai investasi Rp 140 miliar hingga Rp 160 muliar," tandas Ipuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.