Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cepat atau Lambat, Kawasan Indonesia Timur Akan "Menyusul" Jakarta

Kompas.com - 23/03/2014, 14:14 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah melambatnya pertumbuhan pasar properti tahun ini, perkembangan properti di kawasan Indonesia timur justeru menggeliat. Harga lahan di tengah kota di kawasan ini juga semakin mahal.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, misalnya. Harga lahan di tengah kota Makassar saat ini tak ubahnya dengan kenaikan harga lahan di kota-kota besar lain di Indonesia. Sebutlah di sekitar kawasan Pantai Losari, harga lahan mencapai Rp 20 juta sampai Rp 50 juta per meter persegi.

Tak heran, salah satu pengembang lokal, Mutiara Property, berani menyiapkan produk tersendiri untuk kalangan berduit di kota ini, salah satunya The Mutiara. Di lahan seluas 5,8 di kawasan Jl A.P Pettarani, harga termurah unit di perumahan mewah ini Rp 3,5 miliar. Adapun jumlah unit tersedia mencapai 149 hunian.

"Saat ini harga lahan sudah tidak terkontrol. Maka, jangan heran harga rumah menengah itu paling murah Rp 500 juta per unit," ujar Presiden Direktur PT Mutiara Property, Kiplongang Akemah, di Makassar, Selasa (18/3/2014) lalu.

Pendapat tersebut diperkuat oleh M Harrys H, tim pemasaran superblok The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences. Menurutnya, potensi properti kelas premium di Makassar semakin menarik seiring meningkatnya pertumbuhan kelas menengah atas di kota itu yang mencapai 20 persen.

"Responnya bagus. Mungkin, karena ini satu-satunya pengembangan properti berkonsep superblok di Makassar," ujar Harrys.

Berdasarkan data penjualan apartemen di tower pertama superblok ini, lanjut Harrys, sebanyak 75 persen atau 225 unit sudah terjual dari 300 unit yang ditawarkan. Harga per unit dibanderol mulai Rp 750 juta sampai Rp 1,5 miliar.

Sepertinya, kondisi tersebut cocok dengan prediksi yang pernah dipaparkan pemerhati properti, Panangian Simanungkalit, sebulan lalu. Dia mengatakan, bahwa cepat atau lambat kawasan Indonesia timur akan mengikuti perlambatan pasar seperti halnya di kawasan barat, terutama Jakarta. Namun demikian, tren pertumbuhan properti di sana sangat positif.

Panangian mengatakan, pada saat pasar properti di Jabodetabek tumbuh di 7 persen sampai 10 persen tahun ini, pertumbuhan di kawasan Indonesia timur bisa lebih dari itu, khususnya di Makassar dan Manado.

"Walaupun properti di tingkat nasional memperlihatkan tren perlambatan, pasar di Indonesia Timur masih belum banyak disentuh. Ini sangat menjanjikan," ujarnya.

Untuk properti hunian, yakni rumah tapak, ruko dan kondominium kelas menengah hingga menengah bawah atau dengan kisaran harga di bawah Rp1 miliar akan prospektif. Adapun produk properti kondominium berpotensi menguasai pasar properti di kawasan ini.

Ke depan, para pengembang properti tampaknya akan semakin yakin, khususnya pada Makassar. Kota ini semakin tumbuh sebagai magnet ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPN) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Makassar mencapai rerata 8,5 persen per tahun, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,9 persen.

Hal tersebut mengindikasikan besarnya potensi kota ini untuk menarik lebih banyak lagi investasi, khususnya investasi sektor properti perumahan (landed house), apartemen, hotel, dan pusat belanja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau