Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selambat-lambatnya Juli, Harga Baja Akan Naik

Kompas.com - 20/01/2014, 12:31 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga baja tidak bisa dihindari karena dipicu perkembangan kurs serta membaiknya ekonomi di Amerika Serikat. Sebagai produsen terbesar dunia, AS mulai menaikan harga jualnya pada awal 2014 ini.

"Karena hampir 80 persen komponen industri baja dihitung dalam Dolar AS, mulai bahan baku seperti billet dan scrab sampai gas," kata Presiden Direktur dan CEO PT Krakatau Steel Tbk Irvan Kamal Hakim, Senin (20/1/2014).

Irvan menjelaskan, tidak hanya menaikkan produk baja dan baja semi finish, harga bahan baku seperti bijih besi (iron ore) dan scrab di AS juga ikut naik. Hal ini otomatis berpengaruh terhadap produsen baja di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Berdasarkan perkembangan harga baja di AS, diperkirakan saat ini produsen baja di negara lain akan menyesuaikan harga jualnya pada Maret, April, bahkan berlanjut pada Mei 2014 nanti. Irvan memperkirakan untuk pasar Indonesia paling lambat pada Juli 2014 sudah harus dilakukan penyesuaian sehingga pembeli sudah mulai dapat mengambil keputusan pada awal 2014.

"Diperkirakan harga besi dan baja terutama impor pada Maret 2014 sudah mulai naik, “ kata Irvan.

Saat ini selisih harga besi dan baja di AS dengan Asia 30 - 40 dolar AS lebih mahal di AS. Sementara selisih dengan harga lama di AS mencapai 125 dolar AS.

Mengenai besaran kenaikan, lanjut Irvan, kenaikan akan terjadi selisih dua bulan dengan kenaikan di luar negeri sebesar 12-15 persen atau naik sekitar 46-60 Dolar AS per ton setara dengan Rp 500 sampai Rp 750 per kilogram sebelum PPN. Menurut Irva, kenaikan ini berdasarkan pengalaman tahun lalu.

Berdasarkan data The Steel Index, World Steel News pada 14-16 Januari 2014 menyebutkan, Rusia dan Ukraina dilaporkan telah memproduksi slab dengan harga kontrak 490 sampai 500 Dolar AS per ton FOB untuk pengiriman Januari-Februari ke beberapa negara. Angka itu naik sekitar 25 Dolar AS per ton dari harga sebelumnya di bulan November-Desember 2013. Adapun harga slab impor untuk pasar Asia Tenggara akan ditawarkan sekitar 540-550 dolar AS per ton CFR, melonjak cukup jauh dari harga kontrak di bulan Desember 2013 yang hanya sekitar 510 dolar AS perr ton CFR.

Sementara itu, kepada Antara, Eksekutif IISIA (the Indonesian Iron and Steel Industry Association) Hidayat Triseputro mengatakan, harga besi dan baja di dalam negeri harus segera naik terkait dengan masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Material bahan baku industri besi dan baja di dalam negeri sebagian besar harus impor seperti   billet dan slab yang berarti rentan terhadap perubahan nilai tukar," kata Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com