Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengungkapkan pertumbuhan hotel mencapai 40 persen dari tahun 2012. Akan tetapi, bertambahnya jumlah hotel tersebut tidak disertai dengan pertumbuhan pasar (demand). Tingkat okupansi rerata masih bertahan pada angka 70 persen.
"Meskipun kegiatan meeting, incentives, convention and exhibition (MICE) tetap stabil, namun bila kuantitas hotel bertambah banyak, akan terjadi persebaran pemenuhan kebutuhan. Pertumbuhan pasar (demand) tidak sama besar dengan pasok, bahkan menurun yang disebabkan pertambahan kuantitas hotel," jelas Anggiat kepada Kompas.com, Sabtu (13/7/2013).
Bisnis perhotelan, imbuh Anggiat, sangat bergantung (in line) pada pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi pesat dan kegiatan bisnis meningkat, maka sektor perhotelan ikut bergerak.
Makassar memang memberikan peluang besar bagi banyak kegiatan MICE. Di sini terdapat banyak perusahaan komoditas hasil bumi dan juga industri yang membutuhkan akomodasi untuk seminar, eksebisi dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan tersebut mengadakan kegiatan secara berkala.
"Selain mereka, pangsa pasar kami adalah pelancong dengan motif bisnis dan wisata. Karena itulah, yang berkembang adalah hotel kelas menengah yang dilengkapi fasilitas ruang pertemuan ataupun ruang serbaguna (ballroom).," tandas Anggiat.
Salah satu pemain besar perhotelan di Makassar adalah Clarion Hotel Group. Tahun ini mereka menambah kamar Grand Clarion sebanyak 250 unit, membangun Grand Quality Perintis di Jl Perintis Kemerdekaan, dengan jumlah 222 kamar yang dilengkapi convention hall serta Grand Rinra Makassar dengan kapasitas 272 kamar yang akan dilengkapi food mall.
Ekspansi Clarion, diikuti Accor Group yang mengusung tiga brand sekaligus yakni Novotel, Mercure, dan ibis. Selain Accor, nama-nama seperti Santika Indonesia Hotels & Resorts, Tauzia Group dengan bendera Harris dan Pop!, Archipelago International, Best Western, Swiss-belhotel, Intiwhiz dan pemain lokal lainnya ikut berkompetisi meramaikan bisnis perhotelan di sini.
"Makassar masih menarik, tingkat lenght of stay (lamanya tamu menginap) cenderung stabil yakni antara 1,5 hingga 1,8 hari," ujar Anggiat.