Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Tinggal di Rumah Hoek

Kompas.com - 05/07/2012, 06:59 WIB

KOMPAS.com - Karena lokasinya berada di sudut, rumah hoek di komplek perumahan kerap menjadi rebutan para konsumen. Hal ini karena rumah hoek memiliki lahan sisa lebih banyak ketimbang jatah tanah unit rumah lainnya, sehingga menguntungkan pemilik rumah.

Tanah lebih luas dari jatah unit rumah lainnya, biasanya dimanfaatkan pemilik rumah untuk membuat taman. Kehadiran taman membawa pasokan udara berkualitas bagi penghuni rumah.

Selain keuntungan tambahan lahan, umumnya rumah hoek mudah dikenali masyarakat sekitarnya karena bentuknya menghadap dua dinding jalan dan terkadang sebagai panduan patokan jalan untuk tamu.

Karena menyadari menjadi perhatian, beberapa pemilik rumah hoek pun mengolah tampilan muka rumahnya. Untuk tampil menawan, eksplorasi fasad sangat dibutuhkan demi kualitas bangunan. Kesatuan harmoni ini muncul dari penyatuan konsep fasad dan kualitasnya.

Anda juga perlu memperhatikan dua muka rumah hoek. Buatlah yang mana area tempat pintu masuk utama dan manakah pintu pelengkap. Tentunya, pintu masuk utama dibuat lebih menonjol dibandingkan sisi lainnya.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Anda memiliki rumah hoek. Pertama, perhatikanlah Garis Sempadan Bangunan (GSB), yaitu batas dinding terdepan rumah pada sebuah persil. Agar lebih mudah, ukuran GSB adalah setengah jalan di depan rumah. Karena posisinya di hoek, GSB harus diperhatikan kedua mukanya.

Selain GSB, perhatikan pula Garis Sempadan Jalan (GSJ) atau batas terdepan pagar yang boleh didirikan. Dengan memperhatikan GSB dan GSJ maka akan tercipta lahan atau ruang terbuka antara dinding rumah dan pagar rumah. Ingat, di lahan ini Anda tidak diperkenankan mendirikan bangunan masif karena dapat mempengaruhi pandangan jalan.

Faktor lainnya adalah faktor keamanan lingkungan sekitar rumah. Tinggal di rumah hoek artinya ikut memperdulikan keselamatan pengguna jalan. Apalagi bila jalan tersebut merupakan area dengan aktivitas padat.

Untuk mendukung keamanan, maka jangan sampai Anda membuat pagar solid dengan ketinggian di aras 80 sentimeter. Apabila pagar memakai tanaman, usahakan untuk tidak memilih tanaman berdaun lebat agar jarak pandang tetap bebas. (Dari berbagai sumber)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com