Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas...Persaingan Mebel Makin Sengit!

Kompas.com - 08/03/2012, 11:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan industri mebel semakin sengit. Hal ini karena pasar tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa sedang terkena krisis global. Akibatnya, permintaan furnitur dari pasar ekspor semakin berkurang.

Prieyo Pratomo, Executive Advisor Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (Asmindo) menggambarkan, persaingan negara-negara produsen mebel, terutama negara-negara ASEAN dan China memang baru akan terlihat pada bulan ini sampai April. Kemudian, persaingan akan berlanjut pada September sampai Oktober nanti. Sebab, pada bulan-bulan tersebut akan ada pameran furnitur berskala Internasional di negara-negara produsen secara berurutan. Misalnya, akan ada pameran Malaysian International Furniture Fair mulai 6 Maret kemarin. Kemudian, menyusul International Furniture Fair Singapore-ASEAN Furniture Show, Furniture & Craft Fair Indonesia dan ada juga pameran serupa di Vietnam.

Pada acara-acara pameran itulah, para pembeli dari negara-negara tujuan ekspor memanfaatkan peluang untuk menentukan produk dari negara mana yang akan mereka beli. Untuk menyiasati sengitnya persaingan memperebutkan ceruk pasar yang mengecil itu, desain produk menjadi sangat penting. Maklum, kalangan menengah ke atas memiliki selera lebih tinggi ketimbang kalangan bawah yang mayoritas hanya menggunakan mebel sebagai perlengkapan rumah tangga.

"Kalau orang kaya, kan, furnitur itu untuk dikoleksi dan juga gaya hidup. Makanya, penting untuk membuat produk yang bagus secara desain," ujar Prieyo.

Division of Marketing & Promotion Head Asmindo, Andre Sundriyo sepakat dengan Prieyo. Dia mengatakan, pembeli dari pasar ekspor tradisional seperti Amerika serikat dan negara Eropa hanya memiliki waktu sebentar untuk mengikuti pameran furnitur dari satu negara ke negara lain. Hal ini karena jadwal pameran furnitur tersebut memang tak lama. Untuk itulah, produsen harus menampilkan kualitas desain sangat bagus untuk memikat minat pembeli yang tak punya banyak waktu.

Andre mengungkapkan, Indonesia kaya sumber daya alam yang bisa menunjang industri mebel. Namun secara desain, para perajin kita mayoritas selalu membuat sesuai dengan pesanan pembeli. Sehingga yang terjadi mereka tidak memiliki kekhasan dalam mendesain sebuah produk mebel.

Dampaknya, ketika pasar tersebut hilang karena krisis, produsen kehilangan peluang untuk mengincar pasar lain. Hal ini lantaran pasar baru yang diincar tidak tertarik dengan desain mebel yang biasa dibuat produsen mebel nasional.

"Makanya, waktu pasarnya hilang karena krisis, produknya sulit terserap," katanya.

Dia bilang, saat krisis global rata-rata penjualan di setiap negara produsen mebel seperti negara ASEAN dan China mengalami penurunan ekspor sebesar 20%. Sekadar informasi, Asmindo mencatat ekspor mebel tahun lalu hanya sebesar US$2,18 miliar atau turun 20% dari tahun 2010. Tahun ini Asmindo berharap eskpornya bisa menyamai tahun 2010. (Tendi Mahadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah Internasional Kipina Kids Bakal Hadir di SouthCity

Sekolah Internasional Kipina Kids Bakal Hadir di SouthCity

Perumahan
Bendungan Cijurey Dibangun untuk Irigasi Kabupaten Bogor

Bendungan Cijurey Dibangun untuk Irigasi Kabupaten Bogor

Berita
Libur Panjang Waisak Berakhir, 156.347 Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Libur Panjang Waisak Berakhir, 156.347 Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Berita
Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Berita
Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

Berita
Ternyata, Alat Ini Bisa Bikin Bau Selokan di Rumah Hilang Seketika

Ternyata, Alat Ini Bisa Bikin Bau Selokan di Rumah Hilang Seketika

Umum
Jika Masa Konsesi Berakhir, Jalan Tol Dikelola Siapa?

Jika Masa Konsesi Berakhir, Jalan Tol Dikelola Siapa?

Berita
Ketahui, Dua Cara Terbaik Fengsui Bikin Tidur Nyenyak

Ketahui, Dua Cara Terbaik Fengsui Bikin Tidur Nyenyak

Interior
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com