Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis "Kantor Instan" Tumbuh Subur

Kompas.com - 03/02/2012, 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis sewa kantor berlayanan atau serviced office makin menjanjikan. Menurut hitungan konsultan properti, Knight Park, dalam dua tahun mendatang pasokan virtual office, istilah lain kantor berlayanan, bakal tumbuh 50 persen atau ada tambahan 10.980 meter persegi.

Menurut Fakky Hidayat, Senior Associate Director PT Wilson Properti Advisindo (Knight Frank Indonesia), predikat layak investasi (investment grade) Indonesia menjadi faktor pendorong para pebisnis mulai berinvestasi di sini. Sebagian besar memang masih mengarahkan perhatian di Jakarta. Tak heran, bisnis sewa kantor ini masih berada di Ibu Kota.

Fakky meyakini, perhitungannya tak meleset. Keyakinannya didasari setelah melihat pasokan layanan kantor sewa mengalami kenaikan dua kali lipat tahun lalu menjadi 21.696 meter persegi.

Hingga saat ini tercatat ada beberapa perusahaan yang menjalankan bisnis ini. Para operator tersebut adalah Regus, CEO Suite, Executive Center, Marquee, Fortice, Nomad Offices, Jakarta Serviced Office, Prestige, dan HQ Global.

Berdasarkan pantauan Knight, kawasan kantor berlayanan di daerah Sudirman menempati porsi jumlah pasokan terbanyak, yakni sekitar 50,2 persen. Lantas kawasan Jalan Thamrin sekitar 26,6 persen dan kawasan Kuningan sebesar 23,2 persen. Tak ayal kawasan jenis kantor layanan ini berada di kawasan pusat bisnis atau central business distric (CBD) Jakarta.

Tingkat hunian (okupansi) kantor yang bisa disewa harian bak hotel ini juga tak kalah dengan hotel bujet yang lagi ngetren.

"Hampir seluruh operator mampu membukukan tingkat okupansi yang tinggi, rata-rata 90 persen," kata Fakky.

Jika ditelaah lebih lanjut, ruang kantor yang juga bisa disebut kantor instan ini yang berada di kawasan Kuningan punya tingkat hunian yang tertinggi yakni sekitar 92,3 persen. Kemudian diikuti kantor instan di kawasan Thamrin sekitar 90,7 persen dan kawasan Sudirman berada di posisi buncit, yakni sebesar 86 persen.

Sebagian besar para penyewa adalah ekspatriat. Dengan komposisi 70 persen  asing dan sisanya pebisnis lokal. Mayoritas pebisnis bergerak di bidang asuransi, keuangan, migas, pertambangan, dan teknologi informasi.

Tarif sewa pun naik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com