Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitektur Lokal Lebih Teruji Ketimbang Modern?

Kompas.com - 29/11/2011, 13:43 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah Agung Dwiyanto mengatakan, arsitektur lokal yang kaya nilai-nilai kearifan lokal lebih teruji karena telah diwariskan sejak ratusan tahun lalu. Para leluhur telah melakukan serangkaian proses rancang bangun hunian secara trial and error sampai mendapatkan bentuk hunian paling pas dan nyaman dengan kondisi di wilayah setempat.

"Bangunan tradisional dengan arsitektural yang kaya kearifan lokal diwariskan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu, artinya bentuk dan kenyamanannya sudah teruji oleh zaman," katanya di Semarang, Selasa (29/11/2011, menanggapi maraknya bangunan berarsitektur modern pada seminar "Konsep Green Building pada Desain dan Pengelolaan Bangunan: Menuju Trend High Building performance" di Unika Soegijapranata Semarang.

Ia menjelaskan, baik pada arsitektural di kawasan pesisir atau di daerah pegunungan, masyarakat setempat telah mewarisi arsitektur tradisional dari nenek moyang yang tinggal di kawasan itu sejak lama. Artinya, kata Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ini, arsitektur dengan kearifan lokal daerah setempat memang teruji paling nyaman dan pas dengan lingkungan setempat.

Agung mengakui, saat ini banyak arsitek asing yang masuk ke Indonesia ditandai dengan mulai bermunculannya bangunan berarsitektur modern dan menciptakan semacam tren tersendiri dalam bentuk bangunan. Namun, kata dia, patut disadari bahwa peran arsitek lokal dalam mempertahankan filosofi kearifan lokal dalam bentuk bangunan tradisional sangat penting, dan sebaiknya tidak bisa langsung mengadaptasi arsitektur modern.

Ia mencontohkan, bentuk bangunan baru di Bali yang tetap mempertahankan filosofi kearifan lokal setempat dalam arsitektur, termasuk ornamen-ornamen yang tetap bisa ditemukan dalam bangunan baru. Berkaitan dengan masuknya arsitek asing ke Indonesia, ia menilai fenomena itu sudah mulai terlihat setelah perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa turun mengakibatkan tidak adanya pembangunan di negara tersebut.

"Akhirnya, mereka (arsitek asing) mulai melirik prospek di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia yang masih melakukan pembangunan. Fenomena ini bisa disikapi secara positif dan negatif," katanya.

Sebenarnya, kata Agung, masuknya arsitek asing ke Indonesia bisa disikapi secara positif oleh arsitek lokal dengan bersinergi untuk mempertahankan nilai kearifan lokal dalam melakukan rancang bangun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com