KompasProperti – Berbicara mengenai sejarah peradaban Islam tak melulu identik dengan Timur Tengah saja. Jika bergeser sedikit ke perbatasan Asia-Eropa, niscaya kita akan terpana oleh pesona keagungan Islam sejak masa lampau.
Tersebutlah Turki, negara Eurasia dengan sejarah panjang peradaban Islam. Menilik perkembangannya, siapa pun akan tersadar bahwa tak ada negara yang bergerak maju jika tidak menghargai sejarah masa lalu.
Salah satu peradaban yang dapat dipelajari dari Turki adalah masjid tertua Eski Cami. Tempat ibadah yang dikenal pula dengan nama Masjid Lama Edirne ini terletak di Edirne, kota kecil di sebelah barat Turki.
Sejak era Yunani kuno, Edirne menjadi salah satu kota paling diperebutkan karena letak geografisnya yang strategis. Kota ini menjadi jalur utama masyarakat Eropa menuju Istanbul, Bosphorus, dan juga Asia.
Sebagai dampak strategisnya kota itu, sejumlah pertempuran hebat pun pernah menjadi bagian sejarah Edirne. Pada tahun 1365-1453, Edirne pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Ottoman sebelum jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki.
Kembali kepada Masjid Eski Cami, sebagaimana dikisahkan laman Archnet, pembangunan masjid itu dimulai pada 1402 Masehi atas perintah Emir Süleyman. Pembangunan masjid selesai pada masa kekuasaan saudaranya, Sultan Mehmed I, pada 1414 Masehi.
Sang arsitek, Haci Alaeddin serta Omer bin Ibrahim, turut memberi sentuhan Eropa pada interior, dan eksterior masjid.
Pada awalnya, Masjid Eski Cami dibangun dengan tujuan utama menampung jemaat shalat Jumat di lingkungan pasar yang ramai di Edirne.
Hingga kemudian, masjid ini kian ramai dikunjungi warga dan juga turis, baik untuk ibadah maupun wisata.
Seorang turis asal Bulgaria, Todor Ivanov, mengatakan kekagumannya dengan satu kata, "magnificent"!
Tak sebatas itu, dia pun melanjutkan rasa kagumnya dengan menyebut masjid ini sangat agung namun sekaligus juga nyaman untuk dikunjungi.
"It's grand but at the same time very cosy," ujar Todor kepada Kompas.com, Minggu (25/6/2017).
Masjid Eski Cami sempat dipugar pada masa Sultan Mahmud I tahun 1753 setelah mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan juga kebakaran beberapa tahun berikutnya. Pada abad 19, masjid itu juga sempat dipugar kembali antara 1924-1934 dan juga pada 1965 setelah gempa bumi hebat tahun 1953.
Menilik interior masjid, terdapat ruang shalat berbentuk persegi dengan panjang sisi 49,5 meter, ditunjang oleh sejumlah serambi masjid di bagian utaranya.