Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua ITDP: Simpang Susun Semanggi Tak Bisa Urai Kemacetan

Kompas.com - 21/03/2017, 20:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Simpang Susun Semanggi dipastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai beroperasi pada pertengahan 2017 ini.

Menurut Jokowi, Simpang Susun Semanggi sebagai bagian dari kelengkapan infrastruktur Asian Games 2018 mendatang bisa mengurangi kemacetan hingga 40 persen.

"Simpang Susun Semanggi mengurangi 30-40 persen kemacetan yang ada dan juga tidak mengubah karakter kesejarahan dari Jembatan Semanggi yang melegenda," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Namun, difungsikannya Simpang Susun Semanggi ini diragukan bisa mengurai kemacetan di wilayah pertemuan Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut Ketua Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto Simpang Susun Semanggi hanya akan membuat orang-orang yang tadinya enggan melewati Semanggi justru mulai menggunakannya.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana perkembangan proyek pembangunan simpang susun Semanggi, Jakarta, Kamis (23/2/2017). Pembangunan proyek yang diharapkan akan mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Semanggi tersebut ditargetkan selesai pada Agustus 2017.
"Jadi katakanlah mungkin Semanggi jadi lancar dan orang-orang yang selama ini menghindarinya karena macet justru akan lewat sana, dan kepadatannnya makin bertambah," ucap Yoga saat dihubungi KompasProperti, Selasa (21/3/2017).

Dia menuturkan, dampak Simpang Susun Semanggi nantinya sebatas pada lalu lintas lokal saja karena pada dasarnya masalah kemacetan di Jakarta tidak bisa dipecahkan dengan membangun jalan baru.

Hal itu dikatakan Yoga sebab secara logika semakin bertambah panjang jalan maka kendaraan pribadi yang melintas akan semakin banyak pula.

"Jalanan di Jakarta ini sudah melewati batas kapasitasnya jadi mau ditambah apa pun akan terus macet," imbuhnya.

KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Kemacetan di area konstruksi Simpang Susun Semanggi, Kamis (2/3/2017) dini hari.
Simpang Susun Semanggi yang dibangun dengan biaya Rp 360 miliar terbagi menjadi dua ramp, yakni ramp 1 untuk kendaraan dari arah Grogol ke Blok M yang tidak perlu berbelok melewati kolong Semanggi tapi bisa langsung naik Simpang Susun ke arah Blok M.

Sementara ramp 2 digunakan untuk kendaraan dari arah Cawang menuju Thamrin yang tak perlu lagi berbelok melewati kolong karena bisa langsung naik ke ramp 2 yang mengarah ke Thamrin.

Dengan demikian, tidak lagi terjadi pertemuan antara pengguna jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang sering membuat lalu lintas tersendat.

Ada pun panjang ramp 1 adalah 796 meter dan ramp 2 sepanjang 826 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com