JAKARTA, KompasProperti - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono optimistis program pembangunan rumah rakyat termasuk Sejuta Rumah tahun ini bisa lebih maksimal ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu diutarakannya lantaran pada 2017 ini terdapat lebih banyak dukungan guna pembangunan rumah rakyat.
"Sejuta Rumah tahun ini saya rasa lebih banyak pendukungnya. Satu untuk penyediaan rumah ada Rp 9 triliun, FLPP ada Rp 19 triliun dan kemudian BTN kemarin mengeluarkan kredit mikro untuk pekerja informal serta REI juga fokus program perumahan MBR," kata Basuki saat ditemui di Gedung Kementerian PUPR Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Lebih lanjut Basuki menyatakan, program-program dukungan di luar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tersebut mampu membantu pemerintah untuk pemenuhan lebih banyak rumah rakyat tahun 2017.
Dalam pelaksanaan Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar 8,39 persen dengan rincian untuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan sebesar 8,16 persen dan Ditjen Pembiayaan Perumahan sebesar 0,23 persen.
Jika dikonversikan ke banyaknya dana yang didapat, Ditjen Penyediaan Perumahan mendapat alokasi sebesar Rp 9 triliun, sedangkan Ditjen Pembiayaan Perumahan Rp 240 miliar.
Dengan anggaran tersebut, Kementerian PUPR menargetkan dapat membangun 263.056 unit rumah. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang target tahun lalu sebanyak 113.442 unit.
Rincian pembangunan rumah tahun 2017 adalah 13.523 unit rumah susun (rusun) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), 5.803 unit rumah khusus (rusus), dan 110.000 unit rumah swadaya.
Pada 2016 silam, dengan anggaran kurang lebih Rp 12 triliun, jumlah rumah yang berhasil terbangun secara total mencapai lebih dari 800.00 unit yang masuk dalam Program Nasional Sejuta Rumah.
"Total realisasi Program Satu Juta Rumah tahun 2016 mencapai angka 805.169 unit," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin.
Kendati meleset, Syarif menyatakan capaian tersebut meningkat bila dibandingkan 2015 yang hanya berhasil membangun 699.770 unit atau mengalami peningkatan lebih dari 100.000 unit.
Syarif merinci, pemerintah melalui APBN 2016 telah membangun sebanyak 111.796 unit MBR yang terdiri dari rumah susun sewa (rusunawa) 7.860 unit, rumah khusus 6.048 unit, dan rumah swadaya 97.888 unit.
Sedangkan sisa unit rumah MBR lainnya dibangun oleh Kementerian/Lembaga sebanyak 16.923 unit, melalui subsidi KPR FLPP 42.017 unit, KPR Syariah 7.311, Subsidi Selisih Bunga (SSB) 111.358 unit, dan kredit konstruksi 105.061 unit.
Kemudian ditambah dari pembangunan rumah melalui fasilitas pembiayaan lainnya 21.830 unit dan dari CSR perusahaan 320 unit rumah serta masyarakat 32.856 rumah.
Ada pun pembangunan rumah untuk non-MBR sejumlah 235.787 berasal dari pengembang sebanyak 12.232 unit, dan masyarakat non-MBR 10.000 unit.
Kemudian non-subsidi komersial 80.235 unit, non-subsidi syariah 3.972 unit, dan kredit konstruksi sebanyak 129.248 unit.
Atas capaian 2016 tersebut dan kenaikan anggaran mencapai Rp 19 triliun, Basuki yakin bisa meningkatkan jumlah rumah rakyat yang terbangun.
"Sekarang hampir Rp 20 triliun dan saya rasa skrg bisa lebih besar dari 800.000. Mudah-mudahan bisa lebih banyak dan sesuai target sejuta," pungkas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.