Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Jakarta Belum Masuk Radar Investasi Orang-orang Ultrakaya Dunia

Kompas.com - 23/01/2017, 20:38 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Jakarta masih belum menjadi tujuan kalangan Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) atau orang-orang ultrakaya sebagai tempat tinggal dan investasi.

Hal itu semakin diperkuat dengan laporan Alpha Cities Index yang dirilis bersamaan dengan edisi pertama "Global Property Handbook" oleh Wealth-X, Warburg Realty, dan Barnes International Realty.

Dari 50 negara, dan kota dalam indeks tersebut, tidak ada nama Jakarta sebagai kota tujuan orang-orang ultrakaya membeli rumah.

Alasannya, Jakarta dan Indonesia dianggap belum memenuhi tiga indikator yang digunakan.

Indikator pertama adalah practical factors. Indikator ini terdiri dari empat sub-indikator, yakni konektivitas perjalanan melalui udara, keamanan individu, jejak hijau kota, dan kedekatan geografis dengan universitas terkemuka.

"Faktor-faktor praktikal ini berdampak siginifikan terhadap orang-orang ultrakaya untuk menancapkan investasinya dan tinggal dalam jangka waktu lama," tulis laporan tersebut.

Jika dibedah satu per satu, dari empat sub-indikator tersebut Jakarta belum bisa dikatakan sanggup memenuhinya.

Orang-orang ultrakaya biasanya memilih kota yang memberikan kenyamanan ketika berpindah dari satu ke kota lainnya menggunakan pesawat.

Sementara bandara paling besar di Indonesia, yakni Bandara International Soekarno-Hatta justru ada di Cengkareng, Banten.

www.shutterstock.com Ilustrasi.
Arkian, jika ditilik dari segi keamanannya, Jakarta cenderung tak aman. Berdasarkan survei Economist Intellegence Unit dua tahun silam, Jakarta menjadi kota paling tak aman di dunia.

Selain itu, jejak hijau atau ruang terbuka hijau (RTH) masih minim dan belum sesuai dengan standar 20 persen seperti yang sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007.

RTH di Jakarta diakui Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa masih ada di angka sekitar 9-10 persen.

Aset kekayaan

Indikator berikutnya adalah emotional factor dengan sub-indikator berupa populasi UHNWI, cultural richness berupa museum dan restoran kelas atas, hotel bintang lima, serta pusat belanja mewah.

Menurut laporan tersebut, untuk meraih kesempatan sosial dan menambah jaringan, UHNWI cenderung memilih berada di sekitar orang-orang kaya dan sukses lainnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau