JAKARTA, KOMPAS.com - Dibandingkan 2015, jumlah konflik agraria meningkat dua kali lipat sepanjang tahun 2016.
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat konflik agraria tersebar di 34 provinsi dengan 6 provinsi menyumbang konflik tertinggi.
Posisi pertama wilayah dengan konflik agraria terbanyak adalah Riau dengan 44 konflik atau 9,78 persen.
"Riau dalam 3 tahun selalu menempati peringkat teratas, dengan perkebunan kelapa sawit terbesar yaitu 2,4 juta hektar," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Ekspansi perusahaan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTl) menjadi penyebab utama konflik agraria di provinsi ini.
Hal tersebut merupakan akibat dari keputusan pejabat publik yang memberikan izin-izin konsesi kepada perusahaan.
Izin ini diberikan di atas tanah-tanah yang sesungguhnnya telah dikuasai dan digarap warga setempat.
Riau juga tercatat sebagai provinsi dengan perkebunan kelapa sawit yang produksinya mencapai 7,4 juta ton pada tahun 2015 berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Sementara Jawa Timur dan Jawa Barat menempati posisi kedua dan ketiga dengan masing-masing 43 konflik dan 38 konflik.
"Konflik di Jawa Barat banyak dipicu pembangunan properti dan infrastruktur," kata Dewi.
Pembangunan properti dan infrastruktur ini meliputi jalan tol, bandara internasional, perumahan, dan waduk.
Proyek-proyek tersebut tumpang tindih dengan garapan dan pemukiman masyarakat.
KPA mencatat, pada umumnya konflik agraria yang terjadi di Jawa berkaitan dengan penguasaan tanah oleh PT Perkebunan Nusantara. Selain itu, konflik juga dipicu oleh monopoli hutan oleh Perum Perhutani.
Kemudian, Sumatera Utara menempati urutan keempat dengan 36 konflik atau 8 persen yang juga didominasi oleh konflik karena ekspansi perkebunan, terutama kelapa sawit.
Setelah itu, provinsi yang menyumbang konflik terbanyak adalah Aceh dan Sumatera Selatan yang masing-masing memiliki 24 konflik dan 22 konflik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.