TANJUNG LESUNG, KOMPAS.com - Terpilihnya Tanjung Lesung sebagai lokasi Pusat Budaya Mongolia merupakan peluang, dan percontohan agar negara-negara lain juga membuat pusat budaya serupa di sana.
Pada masa depan, diharapkan Tanjung Lesung bakal menjadi tempat bertemunya tidak hanya budaya lokal tapi juga internasional.
"Dengan adanya pusat budaya ini kami harap Tanjung Lesung jadi tempat bertemunya beberapa budaya. Beberapa duta besar negara sahabat juga tertarik untuk mengembangkan pusat budayanya di sini," kata Presiden Direktur PT Banten West Java Tourism Development Poernomo Siswoprasetijo, di Tanjung Lesung, Sabtu (26/11/2016).
Menurut Poernomo, berdirinya pusat-pusat budaya di Tanjung Lesung mampu menjadi sajian khusus selain pantai, dan keberagaman kuliner.
Adapun pembuatan Pusat Budaya Mongolia ini merupakan perayaan 60 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Mongolia. Rencananya, pusat budaya ini menempati lahan seluas satu hektar.
PT Jababeka Tbk selaku induk PT Banten West Java Tourism Development, diakui Poernomo memiliki bank lahan seluas 1.500 hektar di Tanjung Lesung.
"Saat ini baru 200 hektar yang kami kembangkan untuk infrastruktur dan pembangunan hotel," imbuh Poernomo.
Terkait dengan Pusat Budaya Mongolia, Poernomo mengharapkan bakal menjadi salah satu pusat penarik wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk datang ke Tanjung Lesung.
Selain itu juga sebagai wujud realisasi setelah Tanjung Lesung ditetapkan sebagai 10 destinasi wisata prioritas.
"Pusat budaya ini bisa menambah atraksi Tanjung Lesung dan bisa jadi daya tarik investor karena Tanjung Lesung biasanya jadi tempat destinasi bagi warga Jakarta dan sekitarnya," tutur Presiden Direktur PT Jababeka Tbk Budianto Liman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.