JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyarankan agar ada sinergi antara sektor pariwisata dan properti.
Hal itu dilakukan untuk memperbesar potensi pengembalian investasi bisnis yang bisa diperoleh masing-masing sektor.
"Ya agar return bisnisnya tinggi maka gabungkan dua bisnis tersebut karena saat ini eturn pariwisata sendiri tidak terlalu tinggi, maksimal 15 persen," kata Arief dalam Kompas 100 CEO Forum, di Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Cara konkretnya, lanjut Arief, bisa dilakukan dengan membagi lahan yang dimiliki pengembang, artinya sebagian untuk dijual sebagai properti dan sisanya untuk pariwisata.
"Kalau punya tanah 1.000 hektar, rata-rata segitu, 10 persen buat pariwisata dan sisanya jual sebagai properti jadi digabung. Bahkan kalau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), orang asing boleh beli dari kita," imbuh Arief.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Pengembang Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy menyatakan, konsep tersebut mesti dikembangkan lantaran pariwisata memang menjadi salah satu lini bisnis yang juga ditekuni anggotanya.
Namun, sampai saat ini sektor pariwisata Indonesia di mata Eddy masih belum dimaksimalkan potensinya dengan baik.
"Sebenarnya resor dan hotel juga properti jadi hampir semua anggota REI sebagai pengembang punya itu. Saya pikir Indonesia saat ini masih jauh dari pengembangannya jadi masih banyak potensi besar yang belum dikembangkan," pungkas Eddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.