Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urbanisasi di Indonesia Hanya Bikin Penduduk Makin Miskin

Kompas.com - 07/11/2016, 21:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Urbanisasi selama ini telah menjadi peristiwa penting dalam kehidupan perkotaan.

Tiap tahunnya, penduduk desa pindah ke kota dengan alasan untuk bekerja. Kota-kota di Indonesia tumbuh rata-rata 4,1 persen per tahun dan saat ini Bank Dunia mencatat 52 persen dari total populasi penduduk Indonesia tinggal di area perkotaan.

Bank Dunia memprediksi pada 2025 ada sekitar 68 persen penduduk Indonesia merupakan warga yang tinggal di kota.

Kendati begitu, tingkat urbanisasi yang tinggi di Indonesia belum mampu menjadi faktor yang membuat sejahtera penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan.

"Urbanisasi di Indonesia belum menyejahterakan. Di Indonesia satu persen urbanisasi korelasinya rendah dengan pertambahan Gross Domestic Product (GDP) per kapita," ucap Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Wicaksono Sarosa, saat menjadi pembicara dalam seminar Urbanization, Urban Housing, and Housing Finance in Indonesia di Hotel Grand Hyatt di Jakarta, Senin (7/11/2016).

Menurut dia, urbanisasi di Indonesia berbeda dengan di China, Thailand, dan Vietnam yang justru memakmurkan serta menyejahterakan penduduknya.

Alih-alih menyejahterakan penduduknya, urbanisasi di Indonesia hanya memindahkan masyarakat yang miskin di desa menjadi semakin miskin ketika datang ke kota.

Hal tersebut kemudian menjadi tantangan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera ditangani agar urbanisasi tak menambah beban perkotaan.

"Ini cermin karena kita tidak siap menghadapi urbanisasi dari desa ke kota. Padahal yang kita inginkan dari miskin di desa menjadi sejahtera di kota," imbuh Wicaksono.

Oleh sebab itu, Wicaksono menyarankan agar proses urbanisasi ini mengikuti pola di China pada awal pertumbuhannya, yakni dengan menerapkan national urban policy.

Caranya adalah dengan membuat pusat konsentrasi baru selain Jakarta dan kota-kota besar sehingga penyebaran penduduk merata dan tak hanya terpusat di di satu tempat.

"Perlu ada kebijakan yang jelas untuk bagaimana menghadapi situasi ini. Seperti ada payung hukum yang kuat sehingga kota tidak tumbuh begitu saja, jalan sendiri-sendiri," pungkas Wicaksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com