KOMPAS.com - "Artisanal" adalah kata yang banyak didengar hari ini, termasuk di Brooklyn, Amerika Serikat.
Di era ini, konsumen merasa lelah dengan produk-produk yang serupa akibat kerja mesin. Kini, konsumen lebih tertarik pada produk-produk yang dibuat dengan tangan karena cenderung unik.
Di satu sisi, pengrajin atau artisan sendiri mencari cara untuk melarikan diri dari iklim kerja, di mana para pekerja jarang mengambil kepemilikan atas proyek-proyek mereka sendiri.
Seorang mahasiswa arsitektur, Joanne Chen, menangkap tren ini dengan cara yang imajinatif dengan merancang sebuah pabrik di mana pengrajin master bisa bekerja bersama satu sama lain.
Di sini, pengrajin tidak hanya menganyam, menjahit, atau memperdagangkan kerja mereka, tetapi juga akan memiliki akses ke fasilitas rekreasi dan pendidikan.
Ini adalah fasilitas unik yang dirancang bagi mereka yang ingin mencari kesenangan dalam pekerjaan mereka.
"Proyek ini adalah kritik pada tampilan pekerjaan kontemporer sebagai kompensasi kerja keras daripada pemenuhan dan kesenangan," kata Chen.
Ia menjelaskan, bangunannya mengadopsi bahasa spasial yang terjalin, interspersing ruang produksi dengan taman dan Waterscapes untuk menciptakan pengalaman multi-orientational sementara menjaga rasa transparansi bangunan.
Proposal ini menempatkan pabrik di tepi sungai Thames yang indah di London dan mencakup area lokakarya untuk pembuat kaca, penenun, desainer furnitur dan banyak lagi lainnya.
Halamannya menampilkan kolam teratai yang bercampur seluruh skema. Meskipun ini adalah tempat kerja, kecantikan tetap terintegrasi ke dalam ruang fungsional.
Pintu dekoratif menghubungkan kamar dengan langit-langit kaca yang menakjubkan, sedangkan dinding dilapisi dengan wallpaper yang menampilkan motif tumbuhan yang rumit.
"Desain hiasan merupakan reaksi terhadap desain Skandinavia minimalis yang ditemukan di mana-mana di rumah hari ini berkat produsen furniture seperti Ikea," jelas Chen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.