Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bedanya Pembangunan Infrastruktur di Indonesia dan China

Kompas.com - 23/01/2016, 19:54 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan sebuah kawasan selalu terkait dengan infrastruktur. Saat infrastruktur tidak mendukung, kemajuan kawasan akan tersendat.

Terkait rencana pemerintah yang akan membangun salah satu dari delapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yakni KEK Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata dilirik banyak pengembang. 

Namun, karena kondisi infrastruktur belum memadai, untuk tidak dikatakan mendukung, pengembang pun balik kanan.

Direktur PT Ciputra Property Tbk (CTRP) Artadinata Djangkar mengungkapkan, perseroan sejatinya sudah lama mengincar pembangunan di Mandalika, yakni sejak tahun 1990-an.

CTRP terpaksa menunda rencana besar tersebut karena infrastruktur yang menyokong pertumbuhan KEK Mandalika belum terbangun.

"Sejak 25 tahun, baru ada tambahan 1 hotel, yaitu Novotel. Mau tidak mau swasta harus terlibat dengan investasi di infrastruktur. Kalau tidak begitu, akses tidak jadi-jadi," ujar Arta saat diskusi "Percepatan Pembangunan Infrastruktur Indonesia", di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).

Tidak hanya di Lombok, kata Arta, banyak kasus di mana pihak swasta harus turun langsung ke lapangan dalam menangani infrastruktur agar kawasan tersebut bisa hidup.

Menurut Arta, kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan di China yaitu pemerintah yang membangun infrastuktur, baik jalan-jalan besar maupun jalan kecil.

Tanah dikuasai pemerintah sejak awal. Jadi, ketika pemerintah membangun infrastruktur, tidak mengalami kendala pembebasan lahan. Pemerintahlah yang membangun dan menyediakan infrastruktur.

Sementara pengembangan kawasannya ditenderkan kepada para investor dan swasta yang tertarik menggarapnya.

shutterstock.com Properti Hongkong.
Salah satu perusahaan infrastruktur China yang paling sukses adalah MTR Corporatioin Ltd, di Hongkong.

"MTRC membangun jaringan infrastruktur bawah tanah (subway) yang mengangkut 5 juta komuter per hari. Yang perlu dicatat, pendapatan mereka dalam bidang properti 60 persen," sebut Arta.

Pendapatan di bidang properti ini mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun 1998. Saat itu kontribusi bisnis propertinya masih 30 persen.

Pendapatan MTR Corporation Ltd ini berasal dari pengembangan 50 kawasan campuran atau mixed use.

Tidak hanya itu, pembangunan dua gedung tinggi di tengah superblok, dipelopori juga oleh MTR Corporation Ltd.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com