Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuma Rp 300 Jutaan, Pengembang Tawarkan Rumah Dua Lantai di Depok

Kompas.com - 14/09/2015, 10:15 WIB
Latief

Penulis

DEPOK, KOMPAS. com - Ceruk bisnis properti di kawasan Depok, khususnya hunian untuk kalangan menengah bawah, ternyata masih tetap mendulang pasar menarik di tengah kelesuan ekonomi. Strategi meraup pasar di segmen ini makin variatif, bukan cuma soal harga yang murah.

Strategi yang dilancarkan PT Cipta Maju Properti atau lebih dikenal dengan Diamond Land Developtment yang membangun kawasan hunian baru Cordova Residence di Cilodong, Depok, Jawa Barat, ini misalnya. Dengan mematok harga hunian Rp 200 sampai Rp 300 juta pada proyek tahap pertama dan kedua hunian tersebut, Diamond Land berani menawarkan konsep hunian dua dan tiga lantai.

"Rumah satu lantai bisa dikembangkan jadi tiga lantai. Daripada ambil high rise di tengah kota yang ukurannya kecil, buat apa," ujar Achmad Rizal/Business Development Director Diamon Land pada jumpa pers, Minggu (13/9/2015).

Seluas 11 hektar dari 21 hektar dari luas total pengembangan, Diamond menggelontorkan dana investasi hingga Rp 300 miliar untuk proyek ini. Untuk tahap pertama dan kedua, tutur dia, dari 80 unit yang dibangun sudah ludes terjual sejak diperkenalkan Agustus lalu. 

Adam, Presiden Direktur Diamond Land menambahkan bahwa ketertarikan konsumen bukan cuma soal harga, namun juga pengembangan hunian ke depannya. Dengan harga di bawah Rp 300 juta, biasanya konsumen hanya memperoleh dua kamar dan satu lantai. Selanjutnya, konsumen harus mengeluarkan tambahan dana untuk membangun rumah ke atas.

"Kami bongkar strateginya. Di sini kami tetap bangun kamar dua, tapi kami buatkan mezanin untuk dua lantai selanjutnya. Tangga untuk membangun lantai sudah kami siapkan, tinggal dilanjutkan ke atas," ujar Adam.

Ia mengakui, di tengah kelesuan daya beli saat ini, pengembang tidak bisa begitu saja menjual produk tanpa strategi jitu. Beberapa celah harus dipikirkan matang-matang untuk memainkan harga jual yang pas ke pembeli. 

Menyasar kalangan menengah bawah, lanjut Adam, pangsa pasar properti hunian di Depok sangat tepat dengan konsep yang ia tawarkan. Saat ini, dengan populasi mencapai 1.738.570 jiwa, ada beberapa indikator yang ia jadikan acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok. Pertama, Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks daya beli dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 586,49 pada tahun 2009.

Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok pada tahun tahun 2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan dan jasa.

Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 52,77% pada tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat Depok sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun sekunder.

"Kebutuhan rumah itu bukan lagi sekunder, tapi sudah primary. Dengan kenaikan PDB dua kali lipat karena banyak kalangan menengah yang kini mendiami Depok, kami tak salah membidik potensi tersebut," ujar Adam.

Untuk itu, ke depan Diamon Land sudah berancang-ancang melansir pembangunan tahap ketiga Cordova. Jika untuk tahap pertama dan kedua hanya 80 unit, untuk tahap ketiga pihaknya menyiapkan hingga 144 unit. 

"Tapi, melihat pengalaman di tahap satu dan dua, harga untuk tahap ketiga sudah masuk angka Rp 400 jutaan. Yang disudut bahkan sudah Rp 500 juta. Kami optimistis, karena setahun itu kenaikan harga rumah di Depok sudah 20 persen. Tapi, kami tak mau jauh ke atas menawarkan harganya," kata Adam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com