Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rencana Kementerian PUPR yang Dinilai Tidak Realistis

Kompas.com - 02/09/2015, 13:11 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Program Studi Magister dan Doktor Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), Harun Alrasyid Lubis, memaparkan ada banyak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 terkait Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tidak realistis. 

Menurut Harun, di antara daftar rencana RPJMN tersebut yang tidak realistis adalah rencana pengurangan backlog rumah, air minum, dan sanitasi, rencana pengembangan jaringan jalan, kedaulatan energi (jaringan gas kota sambungan rumah), dan ketahanan air.

"Tingkat kerealistisan rencana-rencana tersebut sangat rendah. Kami menandakannya dengan warna merah. Meski banyak rencana yang berwarna merah, ada juga yang berwarna hijau yang artinya realistis untuk direalisasikan, dan warna kuning yang artinya sedang," tutur Harun kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2015).

Harun menyebutkan, daftar rencana dengan tingkat krealistisan rendah adalah penanganan backlog rumah yang harus dituntaskan dalam waktu lima tahun (2015-2019). Sasaran rencana ini sebanyak 2,2 juta unit rumah terbangun yang terdiri dari 1,5 juta unit perumahan formal, dan 700.000 perumahan swadaya. Sementara pertumbuhannya adalah 440.000 unit rumah per tahun (300.000 rumah formal, dan 140.000 rumah swadaya) atau 1.205,48 unit per hari (822 unit rumah formal, dan 384 unit rumah swadaya). 

HBA/Kompas.com Kondisi aktual di Ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada Kamis (16/7/2015) terlihat lengang dan lancar terkendali kecuali 8 kilometer jelang pintu Tol Palimanan.
Tingkat kerealistisan rencana tersebut, kata Harun, adalah 900.000 rumah melalui kredit pemilikan rumah (KPR), 600.000 rumah (huni sewa), dan 450.000 KPR swadaya serta 250.000 unit rumah baru.

Sementara rencana pengembangan jaringan jalan dengan tingkat kerealistisan rendah, catat Harun, adalah jalan bebas hambatan dengan sasaran 1.000 kilometer. Dengan target jalan sepanjang itu, Kementerian PUPR harus mampu membangun jalan 200 kilometer per tahun, atau 0,55 kilometer per hari.

Demikian halnya dengan pembangunan jalan nasional baru dengan target 2.350 kilometer dalam waktu lima tahun, Kementerian PUPR harus mampu merealisasikannya sepanjang 470 kilometer per tahun, atau 10,41 kilometer per hari.

Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Presiden Joko Widodo menunjuk terowongan Bendungan Raknamo, Kabupaten Kupang, NTT yang hampir kelar pengerjaannya, Sabtu (25/7/2015)
Sedangkan pembangunan waduk, Kementerian PUPR harus mampu mengejar target 5,6 waduk per tahun, atau 0,02 waduk per hari untuk merealisasikan 49 waduk selama lima tahun ke depan.

"Rencana-rencana tersebut tidak realistis karena hingga saat ini tingkat serapan anggaran Kementerian PUPR masih di bawah 30 persen. Padahal ini sudah memasuki semester kedua. Mereka takut menggunakan anggaran," ujar Harun.

Selain itu, tambah dia, komparasi pertumbuhan tenaga kerja, dan nilai konstruksi juga tidak seimbang. Pertumbuhan rerata tenaga kerja selama delapan tahun (2006-2013) adalah 6 per sen per tahun, sementara pertumbuhan rerata nilai konstruksi selama 11 tahun (2002-2012) adalah 21 persen per tahun. 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com