Sementara, luas wilayah perumahan sekitar 6.840 hektar. Dari total luas perumahan itu, yang sudah terbangun adalah 4.680 hektar. Karena sisa lahan semakin terbatas, Edi menyebutkan akan membangun beberapa menara rumah susun (rusun) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pembangunan rusun ini diharapkan bisa mengatasi kawasan kumuh di kota sekaligus menambah ruang terbuka hijau. "Pada 2015 ada rencana satu menara rusunawa dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Lahannya dari pemerintah daerah," jelas Edi.
Di Pontianak Barat, tambah Edi, sudah ada dua menara rusunawa. Seluruh unitnya telah terisi penuh. Itu pun masih banyak yang mengantri dan belum mendapatkan alokasi untuk pindah ke rusunawa.
Untuk mengakomodasi kebutuhan itu, Edi menyebutkan, tahun ini akan dibangun dua menara rusunawa lagi di Pontianak Timur. Harga sewa Rp 125 ribu per bulan. Sementara itu, untuk mendorong investor mendirikan hunian vertikal, Pemerintah Kota Pontianak akan menyiapkan beberapa regulasi khusus.
"Untuk IMB (Izin Mendirikan Bangunan), kita kasih diskon. Kita juga dorong infrastruktur jalan, air bersih, dan aliran listrik. Kita akan bantu sehingga lebih murah biaya investasinya," tandas Edi.