Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Properti Jeblok, "Kota Hantu" Belum Akan Hilang dari Tiongkok

Kompas.com - 01/03/2015, 12:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Ini sebuah ironi. Saat para investor Tiongkok terus mengucurkan dana miliaran dollar AS di negeri Paman Sam, Asia Tenggara, Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya, di negeri sendiri justru menyisakan "kota-kota hantu" tak berpenghuni.

Pasalnya, negeri ini mengalami pasokan properti berlebih. Sementara prospek investasi semakin tak kondusif. Kondisi semakin parah saat harga properti terus anjlok. Ini semakin mendorong para investor dan orang-orang kaya Tiongkok kabur membawa lari dananya ke mancanegara.

Betapa tidak, mengacu data Badan Pusat Statistik Tiongkok (National Bureau Statistics atau NBS), penurunan harga pada Januari 2015 rerata sebesar 5,1 persen lebih buruk ketimbang kemerosotan pada Desember 2014 sebesar 4,3 persen.

Penurunan harga ini sebagai rangkaian respon negatif pasar yang dimulai sejak 2011 lalu. Beijing dan Shanghai tercatat sebagai dua kota yang mengalami penurunan terbesar yakni 3,2 persen dan 4,2 persen pada Januari 2015. Padahal Desember lalu, kemerosotan hanya 2,7 persen dan 3,7 persen.

Padahal, pemerintah Tiongkok terus melakukan langkah stimulus. Bank Rakyat Tiongkok memangkas persyaratan cadangan bank-bank besar atau jumlah kas minimum. Langkah ini sebagai kelanjutan pemotongan suku bunga pada November 2014.

Setelah pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, harga properti Tiongkok tak lagi melaju kencang di tengah melimpahnya pasokan dan melemahnya pertumbuhan ekonomi menjadi hanya 7,4 persen pada 2014 atau terendah dalam 24 tahun.

Padahal sektor perumahan memberikan kontribusi sekitar 15 persen dari perekonomian Tiongkok.

Konsultan properti lokal mengatakan, penurunan yang stabil akan terjadi di perumahan-perusahaan di seluruh wilayah Tiongkok daratan. Masalah terbesar saat ini adalah banyaknya pasokan yang berasal dari pengembang besar. Hingga lima tahun ke depan, persediaan masih banyak.

Meskipun nantinya properti-properti tersebut terserap pasar, namun harganya tak akan bisa lagi merangkak naik dalam waktu dekat. Akibatnya, investor-investor Tiongkok tetap berpaling ke luar negeri yang menawarkan tingkat investasi menggiurkan.

Sementara Tiongkok mengalami sepi dan harus bersabar menunggu pembeli. Bangunan-bangunan jangkung tak berpenghuni akan semakin menguatkan tahbis kota-kota lapis kedua, ketiga dan seterusnya menjadi "kota mati" untuk tidak dikatakan "kota hantu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Lewat Pelataran, Urus Sertifikat Tanah Bisa Dilakukan Akhir Pekan

Lewat Pelataran, Urus Sertifikat Tanah Bisa Dilakukan Akhir Pekan

Berita
Kini, Pelataran Hadir di 107 Kantor BPN Seluruh Indonesia

Kini, Pelataran Hadir di 107 Kantor BPN Seluruh Indonesia

Berita
Naik Whoosh Lebih Mudah, Ada Banyak Integrasi Moda

Naik Whoosh Lebih Mudah, Ada Banyak Integrasi Moda

Berita
Gratis, Naik KA Feeder dari Stasiun Padalarang-Bandung

Gratis, Naik KA Feeder dari Stasiun Padalarang-Bandung

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sleman: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sleman: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com