Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menebak Nasib Bisnis Properti Pasca Kudeta Militer Thailand

Kompas.com - 24/05/2014, 12:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Pergolakan politik di Thailand yang telah berlangsung selama delapan tahun, memaksa militer tampil memegang kekuasaan. Bagaimana kemudian reaksi pasar properti Negeri Gajah Putih terhadap perubahan tersebut?

Yang pasti, perekonomian Thailand punya sejarah panjang dan kebal terhadap krisis atau kudeta apa pun. Militer yang telah melancarkan setidaknya 11 kali kudeta sejak akhir monarki absolut pada 1932, tak mampu membuat ekonomi Thailand goyah. Pertumbuhan ekonomi negeri ini justru memperlihatkan tren positif sebesar rerata 5 persen per tahun sepanjang 1999-2007.

Hanya belakangan ini saja pergolakan politik membuat perekenomian melambat yakni hanya 2,9 persen pada 2013 lalu. Penurunan tajam ini jauh dari pencapaian product domestic brutto (PDB) 2012 sebesar 6,5 persen.

Meski anjlok, namun menurut Bank of Thailand (BOT), pertumbuhan ekonomi tersebut mendorong indeks harga rumah mengalami kenaikan sebesar 5,71 persen (3,74 persen setelah disesuaikan dengan inflasi) selama kuartal I 2014. Sementara pada kuartal-kuartal sebelumnya tercatat tumbuh 5,61 persen (kuartal IV 2013), 5,34 persen (kuartal 3 2013), dan 6,17 persen (kuartal II 2013).

Kenaikan harga juga terjadi pada kondominium yang meningkat 3,76 persen (1,82 persen setelah inflasi), dan rumah bandar (town house) 6,17 persen. Demikian halnya dengan harga lahan yang melonjak 7,04 persen.

Pertumbuhan harga tersebut dipicu oleh permintaan yang melonjak. Data Departemen Pertanahan, memperlihatkan nilai transaksi tanah dan bangunan meningkat 16,5 persen pada 2013 dengan total nilai Rp 351,3 triliun.

Wilayah tengah berkontribusi sekitar 62 persen dari seluruh transaksi, diikuti wilayah timur (13 persen), dan utara (9 persen). Jumlah kredit properti pun meroket 14,4 persen sepanjang 2013 dengan capaian nilai Rp 714 triliun.

Menariknya, perizinan bangunan rumah juga meningkat 12,8 persen menjadi 84.032 unit. Sementara pasokan hunian baru yang masuk pasar sepanjang 2013 tercatat melesat 25,1 persen menjadi 102.200 unit. Termasuk hunian baru di Kota Bangkok yang mencakup apartemen, dan kondominium. Rumah tapak juga meningkat 5,6 persen menjadi 131.954 unit.

Meski bergeming, sektor properti Thailand harus tetap waspada. Pasalnya, pertumbuhan diprediksi masih berada pada angka 2,5 persen tahun ini. Bukan angka yang menarik untuk investasi. Terlebih LPN Development, pengembang kondominium terbesar di Thailand telah memberikan isyarat untuk memangkan 50 persen proyek baru pada tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com