Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Setelah Banjir, Tak Kalah Penting

Kompas.com - 13/01/2014, 17:37 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Dampak banjir tidak hanya berhenti pada kerusakan fisik rumah dan perabotannya. Banjir juga menyebabkan berbagai dampak lain yang mengancam keselamatan penghuni rumah.

Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa Anda siapkan di rumah guna meminimalisasi hal tersebut.

 
Abc.net.au mencatat, sejauh ini bukti-bukti menyatakan bahwa banjir mampu mempengaruhi korban secara psikologis dan fisik. Stress, kegelisahan, serta depresi merupakan keluhan yang paling umum. Selain itu, infeksi kulit, asma yang bertambah parah, radang sendi, dan infeksi dada  pun sering dilaporkan. Di daerah sekitar banjir pun umumnya dilaporkan munculnya penyakit yang disebarkan oleh nyamuk.

Di Australia bagian utara, penyakit meliodosis yang disebabkan oleh bakteri dari tanah pun sempat menjadi masalah. Mereka yang mengidap diabetes, penyakit hati, dan berbagai penurunan daya tahan tubuh rentan terhadap penyakit tersebut.

 
Seperti dikutip dalam Abc.net.au, ahli penyakit menular Dr Bernie Hudson dari Rumah Sakit Royal North Shore di Sydney mengungkapkan bahwa luka atau goresan apa pun yang diderita di daerah banjir harus dibersihkan secepat mungkin dan ditutup untuk menghindari infeksi. Menurutnya, jika tidak lama setelah terluka mengalami demam, maka Anda perlu segera mengunjungi dokter. 
 
Setelah air surut dan banjir susulan sudah dipastikan tidak akan datang, segeralah membersihkan rumah Anda. Keringkan air di dalam rumah. Kemudian, jemur furnitur di bawah sinar matahari dengan sirkulasi udara memadai.  Berikan perhatian lebih pada dapur dan ruang makan, kamar mandi, serta kamar tidur Anda. 
 
Pastikan dapur dan area tempat Anda menyiapkan makanan bersih dari lumpur. Membersihkan tempat menyimpan dan menyiapkan makanan adalah hal penting karena salah satu penyebab penyakit pasca banjir juga disebabkan oleh makanan tercemar. Perhatikan peralatan makan dan memasak, termasuk penyimpanan bahan baku memasak. Jika Anda ragu pada bahan makanan yang Anda simpan di rumah, namun kemungkinan terendam banjir, sebaiknya jangan lagi digunakan. 
 
Kemudian, perhatikan kamar mandi Anda. Banjir dapat menyebabkan terganggunya sistem pembuangan air dari kamar mandi. Aliran air yang naik dari saluran pembuangan pun berpotensi membawa sumber penyakit. Cek saluran air di rumah, termasuk selokan. Pastikan air buangan mampu mengalir dengan lancar dan pastikan air yang Anda gunakan untuk membersihkan diri dan keperluan sanitasi lainnya bersih.
 
Namun, berhati-hatilah dalam memilih solusi pembersih, baik itu untuk mengepel lantai atau mengosek kamar mandi. Meski berada dalam kondisi yang relatif mampu membuat panik, pastikan Anda tidak mencampur pemutih (bleach) dengan amonia (amonia terkandung dalam beberapa pembersih kaca, urin, dan beberapa cat interior maupun eksterior), bleach dengan asam (asam terkandung dalam cuka, pembersih kaca, detergen, sabun cuci piring, produk penghilang karat), serta mencampurkan bleach dengan berbagai produk pembersih.
 
Kemudian, pastikan tidak ada genangan air di rumah Anda yang mampu menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Bila perlu, gunakan obat nyamuk atau cara-cara tradisional untuk menyingkirkan nyamuk dari rumah Anda, khususnya dari kamar tidur. 
 
Perhatikan pula jamur yang mungkin tumbuh di perabotan dalam kamar Anda.  Spora jamur mampu dengan mudah terhirup dan memicu alergi, asma, dan masalah pernapasan lain. Jamur mampu tumbuh hanya dalam 24 hingga 48 jam di area basah dan lembab dalam rumah. Perhatikan dinding, lantai, karpet, dan kasur di kamar tidur Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com