Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Kawasan Pinggiran Penyumbang Terbesar Emisi Karbon

Kompas.com - 09/01/2014, 10:05 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Universitas Berkeley, California, menemukan bahwa kota-kota berpopulasi padat di Amerika Serikat justru berkontribusi lebih sedikit pada emisi gas rumah kaca daripada kawasan pinggiran (suburban) di negara tersebut. Area-area suburban ini sangat mempengaruhi kondisi iklim secara keseluruhan.
 
Hasil penelitian ini, sudah dipublikasikan adalam jurnal Environmental Science & Technology (ES&T). Penelitian tersebut juga dilaporkan melibatkan sensus lokal, data cuaca, dan 37 variabel lainnya untuk memperkirakan emisi gas rumah kaca dari energi, transportasi, makanan, barang-barang, dan konsumsi jasa atau disebut jejak karbon (carbon footprint).
 
Seperti dikutip dalam Huffington Post, penelitian yang dirilis Senin (5/1/2014) lalu tersebut menyatakan bahwa setiap orang di kota-kota berpopulasi padat berkontribusi lebih sedikit pada emisi gas rumah kaca ketimbang di area lain, khususnya di AS.

Sebaliknya, daerah-daerah penyangga atau suburban di negara tersebut begitu merusak hingga mampu memperburuk kondisi lingkungan dalam skala nasional.

 
Para peneliti menemukan bahwa emisi gas rumah kaca yang berasal dari mobil, truk, dan kendaraan lainnya di kawasan pinggiran berjumlah sekitar 50 persen dari semua emisi rumah tangga di AS. Padahal, penduduk daerah penyangga hanya mencapai 50 persen dari keseluruhan penduduk AS.
 
Penelitian tersebut mencontohkan, rata-rata rumah tangga di Manhattan memiliki jejak karbon mencapai 32 metrik ton setiap tahunnya. Jumlah ini sama dengan jumlah energi yang dibutuhkan untuk memberikan tenaga bagi 6,7 mobil dalam setahun.

Namun, jauh di Great Neck, N.Y., rata-rata jejak karbon mencapai 72,5 metrik ton atau mampu memberikan tenaga bagi 15 mobil setahun. Begitu juga dengan San Francisco. Jika kota tersebut rata-rata mencapai 39 metrik ton, maka daerah surbuban tidak jauh dar sana, Danville, mencapai 64,6 metrik ton. 

 
Salah satu anggota tim dalam penelitian tersebut, Christopher Jones mengatakan, "Sayangnya, daerah metropolitan yang paling padat cenderung memiliki jejak karbon paling rendah, dan juga cenderung memiliki jejak karbon tertinggi di daerah penyangganya."
 
Sementara itu, anggota lain dalam penelitian yang sama, Daniel M. Kammen mengatakan, "Sejumlah kota di negara ini telah mengembangkan rencana keberlanjutan yang menarik dan penuh perhatian, banyak dari mereka yang sangat inovatif."

Dia melanjutkan, "(Namun) kota-kota membutuhkan informasi mengenai aksi apa yang memiliki potensi terbesar mengurangi emisi gas rumah kaca di komunitas mereka. Tidak ada solusi satu-untuk-semua bagi masalah ini."

 
Kammen juga mengatakan bahwa daerah suburban merupakan kandidat terbaik sebagai pengguna kombinasi sistem panel solar, kendaraan listrik, dan teknologi hemat energi. "Ketika Anda mengemas teknologi rendah karbon, Anda akan menemukan penghematan besar, serta keuntungan sosial dan lingkungan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com