Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Panel Surya, Solusi Kekacauan Kota

Kompas.com - 15/07/2013, 14:52 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


KOMPAS.com-
Kompetisi arsitektur merupakan ajang untuk menyaring bakat-bakat dan karya unggul yang dapat mengubah kehidupan dan dunia. Indonesia, baru saja menggelar "Kompetisi Nasional Mahasiswa Arsitektur Perancangan Pasar dan Ruang Pertunjukan" melalui kerjasama Aboday dan Universitas Pelita Harapan.

Kompetisi Nasional tersebut menghasilkan dua karya yang sangat imajinatif, spesifik, inspiratif dan sentris dengan basis kearifan lokal.

Sementara Inhabitat tengah menilai sejumlah karya hasil rancangan mahasiswa yang akan berlaga pada kompetisi Solar Decathlon China 2013, Oktober mendatang. Solar Decathlon China  kali ini menyajikan tantangan berbeda kepada para mahasiswa untuk mendapatkan perspektif yang tepat. Salah satu karya arsitektur yang dinilai sangat menjanjikan adalah "Etho".

Ini merupakan rancangan hasil kolaborasi antara Universitas Illinois, Urbana-Champaign, dan Universitas Peking. Para dewan juri berharap, karya mereka ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tenaga surya dan mempromosikan pembangunan rendah karbon.

"Etho" dapat menjawab masalah yang dihadapi keluarga muda China saat ini. Mereka tumbuh di tengah-tengah industrialisasi besar-besaran dan terkena efeknya secara lingkungan dan sosial. Mereka menghabiskan waktu di tengah kepadatan penduduk, kekacauan lalu lintas dan kehidupan perkotaan yang serba cepat, penuh dinamika dan berpotensi menimbulkan tekanan tinggi.

Kedua tim universitas tersebut mengajukan rancangan untuk menjauhkan keluarga muda China dari kekacauan tersebut. Mereka tidak meninggalkan arsitektur tradisional China yang memang memungkinkan penghuni di dalamnya berkembang secara natural.

Rancangan rumah "Etho" sangat privat baik secara fisik maupun emosional. Sehingga penghuninya kelak dapat menemukan oasenya sendiri dan menarik diri dari ruang publik yang sangat sibuk.

Arsitek pada proyek ini, Zachary Hemlick mengatakan, di banyak rumah keluarga muda China, terdapat halaman sebagai eksterior. Ketika merancang "Etho", mereka berusaha menciptakan emosi berupa fungsi ganda untuk halaman tersebut. Mereka bekerja keras membuat halaman itu menjadi "halaman" sebagai akses masuk dan ke luar penghuni atau tamu pada siang hari dan sebagai ruang makan pada siang maupun malam hari.

Panel berisolasi struktural, atau (structural insulated pannel/SIP), digunakan pada semua dinding eksterior rumah.  SIP ini menggantikan bingkai konvensional dan merekatkan lapisan tebal busa di antara dua papan struktural. Panel ini hanya memiliki nilai R 24, tetapi dapat menghilangkan termal sirkuit pendek dan membuat segel yang lebih baik di sekitar rumah. SIP digunakan pada dinding, lantai, dan langit-langit Etho.

Modul pusat Etho dimaksudkan untuk mengaburkan garis antara interior dan eksterior dengan menggunakan bahan bambu yang sama pada lantai. Modul ini juga memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Sementara green wall ditempatkan untuk membawa vegetasi ke dalam rumah.

Sebagai penahan panas matahari, terdapat elemen pasif sementara. Hal ini ditempatkan untuk peningkatan efisiensi energi sekaligus mengurangi panas matahari.

Dinding bagian selatan dari ruang tamu Etho sebagian besar terdiri atas jendela berpanel tiga yang jika terkena sinar matahari langsung, akan menimbulkan panas yang berlebih. Untuk mengurangi panas berlebih selama musim panas, atap Etho memiliki over hang cukup besar untuk memantulkan sinar matahari. Sebaliknya, selama musim dingin over hang ini tetap dapat menjadi akses masuk matahari, meskipun sinar yang masuk cukup kecil.

Saat ini, kedua Perguruan Tinggi tersebut tengah mengumpulkan bahan-bahan terakhir untuk pemasangan kembali. Etho akan mengikuti 10 kontes serupa lainnya.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com