Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah Beli! Ini 7 Tips Jitu Pilih Apartemen di Tengah Kota

Kompas.com - 30/06/2025, 12:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com – Impian tinggal di jantung kota dengan akses mudah dan gaya hidup modern kini semakin diincar.

Baik Milenial, Gen Z, maupun investor melirik apartemen di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta sebagai pilihan menarik.

Namun, dengan 45.000 unit apartemen yang masih "nganggur" di pasaran dan dinamika harga yang lesu, memilih hunian vertikal yang tepat tahun 2025 ini butuh strategi cerdas.

Baca juga: Menguak Alasan Mengapa 45.000 Unit Apartemen di Jakarta Sulit Laku

Berdasarkan pandangan Senior Director Research Leads Property Indonesia Martin Samuel Hutapea, berikut adalah 7 tips praktis memilih apartemen di tengah kota agar Anda tak salah langkah dan investasi tetap cuan!

1. Lokasi Adalah Raja: Utamakan Akses Transportasi Umum!

Martin menegaskan, lokasi adalah kunci mutlak. Data menunjukkan 83 persen tingkat penjualan kondominium di Jakarta terkonsentrasi di area yang dekat dengan pusat bisnis, fasilitas komersial, dan, yang terpenting, transportasi umum.

Milenial dan Gen Z, dengan gaya hidup dinamis, sangat mengandalkan MRT, LRT, atau KRL untuk mobilitas harian.

Tips Praktis:

Bidik apartemen dalam radius 500 meter hingga 1 km dari stasiun transportasi publik utama atau pusat bisnis.

Pertimbangkan kawasan elite seperti Sudirman, Thamrin, atau Kuningan untuk CBD, atau Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Kelapa Gading untuk Outside CBD (OCBD) yang lebih terjangkau.

Baca juga: 45.000 Apartemen di Jakarta Tak Laku, Harga Stagnan Penjualan Lesu

Pastikan juga akses mudah ke fasilitas pendukung vital seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, atau kampus. Ini akan menambah nilai investasi dan kenyamanan Anda.

2. Cermati Harga dan Intip Potensi Cuan Investasi

Harga apartemen di Jakarta pada 2025 menunjukkan kenaikan tipis, hanya 1% dibandingkan 2024, dengan rata-rata Rp 27,5 juta/meter persgei.

Di CBD, harga menyentuh Rp 57,7 juta/meter persegi (pertumbuhan 0,3%), sementara di OCBD lebih ramah di kantong, Rp 26,0 juta/meter persegi (pertumbuhan 1%). Dengan 45.000 unit belum terjual, pengembang cenderung memberikan penawaran kompetitif.

Tips Praktis:

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau