Seberapa Sering Anda Harus Mengganti Air di Akuarium?

JAKARTA, KOMPAS.com - Air merupakan salah satu komponen paling penting dalam kelangsungan organisme hidup yang ada di dalam akuarium.

Penggantian air di akuarium harus menjadi bagian dari pemeliharaan rutin Anda, bahkan jika air masih terlihat jernih.

Frekuensi penggantian air di dalam akuarium di rumah Anda akan bervariasi tergantung pada banyak faktor.

Akuarium yang lebih kecil dan berisi lebih banyak ikan akan membutuhkan penggantian air yang lebih sering daripada akuarium yang lebih besar dan sedikit isinya.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Punya Akuarium Air Tawar

Limbah merupakan hal lainnya yang juga menjadi alasan Anda harus mengganti air di dalam akuarium secara rutin.

Selain partikel pakan ikan yang mengendap di dasar akuarium, limbah di dalam akuarium biasanya juga berasal dari feses dan urin ikan.

Limbah tersebut akan mengeluarkan gas nitrat dan fosfat. Hal ini dapat membuat ikan Anda stres, membuatnya rentan terhadap penyakit.

Jika nitrat dan fosfat di dalam akuarium meningkat, maka dapat menghambat pertumbuhan ikan muda dan mengganggu reproduksi normal pada ikan dewasa.

Baca juga: Meski Lebih Berat, Ini 5 Keuntungan Punya Akuarium Kaca

Karena itulah Anda harus sering mengganti air untuk menjaga kadar nitrat dan fosfat tetap rendah.

Limbah bukan satu-satunya alasan air perlu diganti secara rutin. Jika tidak diganti, pH air akuarium akan turun sehingga mempengaruhi kesehatan ikan.

Perlu diingat, bahwa penggantian air di dalam akuarium bukan berarti Anda secara sekaligus mengeluarkan air dan mengisinya dengan air yang baru.

Anda hanya perlu mengganti 10 hingga 15 persen air di dalam akuarium setiap minggu. Jika akuarium Anda penuh, ganti hingga 20 persen air setiap minggunya.

Setelah menambahkan air, jangan lupa bersihkan limbah yang menumpuk. Sedot kotoran dari bebatuan dan bagian dasar akuarium.