JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda tahu mengenai polikarbonat? Polikarbonat adalah lembaran yang terbuat dari polimer thermoplastic sejenis serat kaca yang memiliki kekuatan lebih baik dibandingkan dengan plastik.
Kini para perancang bangunan lebih memilih polikarbonat sebagai opsi alternatif pengganti kaca.
Alasannya karena material ini mudah dipasang dan juga dibentuk, tetapi kuat dan tahan lama, serta lebih murah dari harga kaca.
Harga polikarbonat per meter berada pada kisaran Rp 3 juta-Rp 4 juta, bergantung pada merek dan ketebalan lapisannya.
Ukuran dan ketebalannya pun beragam. Ukuran polikarbonat standar adalah 2,1 m x 11,8 m, dengan ketebalan antara 4 mm-10 mm.
Baca juga: Semen Fiber Ciptakan Sensasi Pengalaman Berbeda di Rumah Anda
Awalnya, polikarbonat lebih banyak dikenal sebagai penutup atap, namun sebenarnya ada banyak kegunaan bahan yang kuat, memiliki kemampuan meredam panas dan cahaya dari sinar ultraviolet.
Polikarbonat cocok diaplikasikan untuk desain interior modern. Telah banyak arsiterk yang menggunakannya karena memiliki efek tembus pandang dan mampu membentuk pencahayaan yang unik.
Polikarbonat dapat menciptakan suasana ruang yang berkesan hi-tech.
Sifatnya juga tahan terhadap air, membuatnya bisa diaplikasikan pada area basah dan lembab seperti kamar mandi.
Selain itu, polikarbonat ternyata bisa juga diaplikasikan sebagai material untuk furnitur subtitusi kayu atau logam.
Baca juga: Enam Model Material Lantai Rumah, Cek Perbedaan dan Manfaatnya
Pemasangan polikarbonat harus dipasang pada ruang, sudut atau posisi yang tepat agar tidak ada celah untuk jamur berkembang biak. Jika sudah muncul jamur, maka akan sulit dibersihkan.
Kekurangannya, polikarbonat tetap bisa tergores akibat benda tajam dan paparan sinar matahari terus menerus.
Hal tersebut bisa diatasi menggunakan pelapis khusus, tapi sayangnya harganya cukup mahal.
Jika terpapar sinar matahari terlalu lama, warnanya akan memudar dalam waktu sekitar 10 tahun.
Adapun contoh bangunan yang telah memakai polikarbonat diantaranya Studio arsitektur Araya Kid's Restuarant yang berada di China, Encounter Lutheran College di Australia, The House of 33 Years di Jepang, Playground Zona Maidagan di Spanyol dan lainnya.
Di Indonesia, bahan ini belum banyak digunakan untuk pengganti kaca meski sudah ada yang memakainya untuk dekorasi stand pameran, lantai panggung atau ruang disko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.